Puncak HUT ke-V Bamus Bali Digelar di Gong Perdamaian

Puncak HUT ke-V Bamus Bali Digelar di Gong Perdamaian

Puncak peringatan HUT V Badan Musyawarah Urang Sunda (Bamus) Bali yang digelar di halaman Gong Perdamaian, Desa Wisata Kertalangu, Denpasar Timur, Minggu (17/5), bertabur aneka kesenian khas Sunda. Gerakan yang dibawakan sesuai dengan arahan sang ayah. "Kalau sudah besar nanti, saya mau jadi pendekar," ujarnya.

Dengan motto ‘Di mana Tanah Dipijak, di Sana Langit Dijunjung’, puncak acara kemarin juga menampilkan kesenian Bali yaitu tari penyambutan Sekar Jagat.

Tak kalah meriah, muncul iring-iringan yang diparadekan oleh paguyuban-paguyuban Sunda yang ada di Bali. Salah satunya dibawakan oleh Ikatan Silaturahmi Keluarga Jawa Barat (ISKJB) yang sejak tahun 1987 sudah ada di Bali. ISKJB membawakan arak-arakan menyerupai rumah. "Ini rumah khas urang Jawa Barat, ada banyak makanan di dalamnya. Juga ada tumpeng yang menjadi makanan khas di Jawa Barat," jelas pengurus ISKJB Yusuf Supardi.

Rumah yang penuh dengan aneka makanan ini, kata Yusuf, disebut dengan Jampana. Setiap hari besar di Jawa Barat, seperti sunatan maupun pernikahan, Jampana ini selalu diarak untuk memeriahkan acara. Aneka makanan yang digantung bernama Raginang, Opak, Wajik, Lepet, serta buah-buahan lokal yang notabene semua merupakan hasil pertanian. "Biasanya isi padi dan bentuknya lebih besar daripada ini.

Ketua Bamus Sunda Bali Agus Samijaya SH MH mengatakan, sedikitnya ada 16 paguyuban tergabung dalam Bamus Sunda Bali yang berdiri sejak 2010. Perkembangan Bamus di Bali cukup pesat, hingga kini tercatat sebanyak 400 KK dengan ribuan warga Bali asal Sunda yang hidup, berkembang, dan mencari nafkah di Bali. "Warga Bali asal Sunda, tersebar di wilayah Denpasar, Badung, Tabanan, Gianyar, dan Jembrana," jelas Agus Samijaya.

Bagi Agus Samijaya, Bali merupakan tanah kelahiran kedua setelah asal muasalnya dari Jawa Barat maupun Banten. Maka itu bagaimana pun kondisi Bali, orang Sunda wajib menghormati dan bersama-sama ikut mendukung. "Ibaratkan manusia, usia Bamus Sunda Bali masihlah bayi yang baru belajar merangkak dan berjalan pelan. Meski begitu, kami coba berkiprah bangun Bali sekecil apapun. Orang Sunda, pegang prinsip harus bermanfaat bagi orang lain," jelasnya didampingi Ketua Panitia Wandhi Whilmana

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait