Pitra Puja Untuk Korban Tanah Longsor Banjarnegara dan Pesawat Air Asia

Pitra Puja Untuk  Korban Tanah Longsor Banjarnegara dan  Pesawat Air Asia
Ratusan masyarakat Bali tanpa mengatasnamakan komunitas A maupun komunitas B, Minggu (4/1) kemarin berkumpul di monumen Bajra Sandhi, Renon, Denpasar dalam rangka mendoakan arwah para korban bencana tanah longsor Banjarnegara dan korban kecelakaan pesawat terbang Air Asia. Doa yang dibalut dalam acara Pitra Puja tersebut inisiatif dari Ida Pedanda Gede Ketut Sebali Tianyar Arimbawa ini dimulai sekitar pukul 15.00 wita hingga pukul 18.00 wita. 
 
Satu persatu masyarakat yang lalu lalang di lapangan puputan Renon tersedot perhatiannya untuk sekedar ikut menundukkan kepala. Bahkan beberapa diantaranya tampak juga ikut bergabung untuk mendoakan para korban agar arwahnya bisa menyatu dengan Tuhan dan dimaafkan segala kesalahan selama hidupnya.
 
Menurut Pedanda Sebali Tianyar, pitra puja yang digelar dengan upacara agni hotra itu sebagai salah satu bentuk keprihatinan sebagai masyarakat Indonesia terhadap bencana yang menimpa tanah kelahiran. Meskipun para korban bukan merupakan keluarga dekat, bagi Pedanda Sebali Tianyar beserta masyarakat yang ikut berdoa, para korban sudah dianggap sebagai keluarga. “Karena semua makhluk di dunia ini adalah bersaudara,” ujarnya ditemui sebelum upacara agni hotra dimulai.
 
Partisipan yang datang, kata Pedanda Sebali Tianyar diundang secara dadakan, door to door dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Namun demikian, kegiatan mulia itu mendapat respon cukup besar dari masyarakat Bali, termasuk pihak perwakilan Air Asia di Bali juga tampak hadir yang amsing-masing membawa sekuntum bunga mawar. “Kita buat doa bersama ini sesimple mungkin. Masyarakat dipersilahkan berdoa sesuai kepercayaan dan caranya masing-masing,” jelasnya.
 
Pedanda Sebali Tianyar juga menyebutkan sebuah pepatah Jawa yang berbunyi Ora Sanak Ora Kabang, Yan Mati Milu Kelangan. “Jadi kita sesama manusia ketika satu orang saja yang meninggal harus ikut merasa kehilangan,” uajrnya. Dalam upacara agni hotra, selain dipimpin Ida Pedanda Sebali Tianyar, juga tampak 12 hotri yang turut melingkari kayu yang ditaruh dalam sebuah wadah. Seiring lantunan mantra dan doa yang dipanjatkan, api secara perlahan mulai dihidupkan. Tampak juga musisi Bali Ayu Laksmi melantunkan nyanyian-nyanyian kerohanian dengan diiringi alat musik Sitar yang terdengar begitu merdu. Ratusan umat lainnya khusyuk dengan mata terpejam mengikuti lantunan doa yang dikomandoi oleh salah satu hotri. 
Semenatra itu tampak ikut berpartiispasi Acharya Yoga Nanda yang mengatakan kegiatan doa bersama tersebut merupakan spontanitas dari komunitas-komunitas, khususny Hindu yang peduli kemanusiaan. 
 
“Doa semacam ini hampir setiap bulan dilaksanakan secara rutin. Dan ada juga yang sifatnya insidentil seperti ini, ketika ada musibah. Jadi intinya ini sebagai bentuk berbagi dan kepedulian. Dibalik musibah tentu ada hikmahnya. Dalam kaitan kecelakaan pesawat ini tampak bahwa alam sedang tidak bersahabat. Hal itu tentu menjadi peringatan supaya kedepan lebih berhati-hati dan lebih memperhatikan keselamatan. Pelayanan konsumen tidak semata-mata hanya untuk mencari keuntungan, keselamatan konsumen tetap yang utama,” jelas Acharya.
 
Pihaknya berharap keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kuat dalam menghadapi cobaan. “Penumpang yang belum ditemukan supaya segera ditemukan, tim Basarnas dan tim pencari lainnya supaya diberikan kekuatan untuk menemukan para korban dan mengevakuasi bada pesawat,” ujarnya
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait