Resensi Novel Tujuh Lukisan Horor (Omen #2)

Resensi Novel Tujuh Lukisan Horor (Omen #2)

File 2   :

Kasus lenyapnya sejumlah orang secara misterius di SMA Harapan Nusantara.

Tertuduh:

            Algojo bertampang monster dan bersenjata parang yang mengerikan, yang konon keluar dari Tujuh Lukisan Horor karya Rima Hujan. Gosipnya, dia berniat menjatuhkan hukuman kepada orang-orang yang terlibat dalam tragedi tahun lalu. Tidak di ketahui apakah tokoh ini nyata atau hasil imajinasi.

Fakta-fakta:

            Sebuah surat ancaman dilayangkan ke Kepala Sekolah SMA Harapan Nusantara, menyebabkan kami dilibatkan dalam peristiwa ini. Dengan bantuan mantan tukan ojek bermuka masam dan montir baik hati garis miring bos geng motor, kamipun mengadakan berbagai penyelidikan mengenai tragedi tahun lalu. Namun, satu demi satu orang yang terlibat dalam kejadian ini mulai lenyap. Yang tertinggal hanyalah ruangan berantakan akibat pergulatan dan lukisan yang menggambarkan hukuman mengerikan yang diterima oleh orang-orang tersebut. Tidak diketahui orang-orang ini masih hidup atau tidak.

Misi kami:

            Menemukan orang-orang yang lenyap dan menyelamatkan mereka sekaligus membekuk pelaku kejahatan yang sebenarnya.
 

Penyidik Kasus,

Erika Guruh & Valeria Guntur.

 

Resensi:

            Semua berawal ketika Valeria menempelkan sebuah penawaran di papan mading. Penawaran itu adalah penawaran bagi siapa saja yang tidak bisa memecahkan misteri, bisa menghubungi duo G&G (Guruh dan Guntur. Nama belakang Erika dan Valeria). Kelakuan Valeria ini di ketahui oleh Bu Rita (kepala sekolah SMA Harapan Nusantara), maka dari itu, dia dan Erika di panggil untuk menemui Bu Rita. Bukannya di marahi, mereka malah di suruh memecahkan sebuah misteri lagi. Ternyata, Bu Rita menerima surat teror yang mengatakan bahwa algojo tujuh lukisan horor akan keluar dari lukisan untuk menghukum para penjahat tragedi tahun lalu dengan cara yang sudah di tentukan (sesuai gambar yang ada di lukisan). Tujuh lukisan horor itu adalah milik Rima Hujan, yang akan di pamerkan. Menurut informasi yang di dapatkan Valerian dan Erika, tragedi tahun lalu yaitu: meninggalnya Reva karena jatuh ke kolam yang sedang di kuras, Andra bersama beberapa geng motor mencuri uang amal yang berada di ruangan kepala sekolah, dan Indah meninggal karena gantung diri. Menurut Pak Rufus (Guru BP yang sering banget menceramahi Erika), ketiga kejadian tersebut saling berkaitan.

            Valeria dan Erika mulai mengintrogasi teman-teman Reva, yang pada waktu kejadian berada di dekat gadis itu. Ada empat orang yang mereka intogasi yaitu Okie, Dian, Santi, dan Chalina. Disini, Valeria dan Erika mengetahui bahwa Chalina membenci Reva, bahkan tak jarang Chalina mengerjai Reva. Hal itu dilakukannya karena Reva berpacaran dengan Andra, cowok yang juga Ia taksir. Setelah itu, Val (singkatan dari Valeria, biar gak kepanjangan hehe) dan Erika menemui Andra di Dragon Pool, di bantu oleh Viktor Yamada (Mantan tukang ojek Erika yang sekarang berubah status jadi pacar Erika. Dan dia ternyata seorang jutawan) dan Leslie Gunawan (seorang montir juga sahabat Viktor), mereka mengintrogasi Andra. Ternyata, alasan cowok itu mencuri uang amal adalah karena di suruh Indah, sepupu Reva. Indah tahu siapa yang membunuh Reva, tetapi dia untuk membongkar pelakunya dia membutuhkan uang amal tersebut. Dan Indah menyuruh Andra yang mengambilnya.

            Pameran Lukisan pun tiba, dan ternyata lukisan Rima ada yang mengubahnya lagi. Yang semula hanya bentuk abstrak, kini terlihat nyata. Awalnya, lukisan itu menggambarkan seseorang dengan rambut pendek sedang menggedor pintu sementara algojo bertampang monster memegang parang besar dari belakang. Kini, si korban di gambarkan berambut panjang kemerahan, memakai jam tangan silver, dan ada tompel di pipinya. Itu Chalina! Erika, Valeria, Rima, Viktor (yang di undang Erika), Leslie (yang di undang Valeria), serta ketiga teman Erika (Daniel, Welly, Amir) segera berpencar untuk mencari Chalina. Mereka takut, lukisan itu akan menjadi nyata. Mengingat lukisan Rima sering menjadi kenyataan.

            Di tengah perjalanan, Val dan Leslie terpaksa berpisah. Karena kerumunan orang-orang yang membuat mereka berjalan berlawanan arah. Val menelusuri sebuah koridor yang mengarah ke belakang panggung hingga membawanya ke sebuah ruangan. Ruangan itu sepertinya tidak pernah lagi terpakai. Ada bercak darah di pinggir pintu tersebut. Val mencoba untuk membuka pintu tersebut, namun ternyata, pintu tersebut terkunci. Ia mencoba mendobraknya, namun sial! Kakinya malah tersangkut di pintu yang sudah setengah jebol tersebut. Dan pada saat itu juga, Leslie datang untuk menolongnya. Lalu, Leslie mendobrak pintu itu. Val tercengang melihat keadaan di dalamnya, beberapa barang hancur berantakan. Yang lebih mengerikan, banyak darah berceceran dimana-mana, dan sebuah jam tangan silver yang dia kenali sebagai jam Chalina juga tergeletak di lantai ruangan tersebut.

            Val dan Leslie segera menghampiri Pak Rufus dan melaporkan apa yang mereka lihat tadi. Pak Rufus tentu saja tercengang. Lalu, mereka bertiga berjalan menuju ruangan Bu Rita untuk melaporkan kejadian ini. Di tengah perjalanan, Erika, Viktor, serta Amir muncul dan ikut bersama mereka. Begitu pintu ruangan Bu Rita di buka, semuanya kembali di buat tercengang. Ruangan itu porak-poranda. Seperti di ruangan yang tadi di temui Val, ruangan Bu Rita juga terdapat darah yang berceceran dimana-mana. Di dindingnya, terdapat lukisan horor kedua. Lukisan itu menggambarkan seseorang dengan rambut sarang tawonnya terkapar di meja kerja dengan tangan hampir putus. Sosok itu begitu mirip dengan Bu Rita. Lalu, mereka memilih keluar. Daniel, Welly, serta Amir memberondongi mereka dengan berbagai pertanyaan. Erika tidak menjawabnya, tetapi malah balik mengintrogasi mereka bertiga. Karena Erika tahu, mereka bertiga pasti tahu sesuatu hal menyangkut tragedi tahun lalu. Dan benar saja, Daniel mengaku bahwa dirinya mengira kejadian Reva bukan kecelakaan, melainkan ada seseorang yang sengaja mendorongnya. Selain itu, alasan Andra mencuri uang amal itu bukan di suruh Indah, melainkan untuk bisa memenangkan permainan poker bersama Daniel, Welly, Amir, Chalina, serta Gordon.

            Suatu malam, Val dan Erika memutuskan untuk pergi ke sekolah guna mengetahui siapa yang mengubah lukisan-lukisan Rima. Di bantu oleh chuck (tukang becak langganan Erika), malam itu mereka bisa sampai dengan selamat di sekolah. Dengan hati-hati, mereka berjalan menuju ruang kesenian. Sesampainya disana, mereka melihat sesosok algojo bertubuh besar siap mengayunkan parangnya ke tubuh seorang cowok yang terkapar tak sadarkan diri. Cowok itu adalah Gordon! Algojo itu menghentikan kegiatannya dan melihat Val serta Erika. Langsung saja, algojo tersebut menyerang satu diantaranya, Erika. Untuk beberapa saat Val terdiam, namun dengan sigap Ia menundukan kepalanya ketika bunyi wushdatang dari arah belakangnya. Ada algojo lain yang menyerangnya! Val dan Erika mencoba untuk membuka identitas si algojo. Namun gagal, karena kedua algojo itu keburu kabur. Val sempat melihat sepatu yang di gunakan salah satu algojo tersebut, berwarna hijau dan bergambar burung. Di pojok ruangan, pemandangan yang mencolok menyita perhatian mereka berdua. Lukisan horor ketiga! Menggambarkan seseorang dengan kaki yang di putuskan. Itu Gordon.

            Keesokan paginya, mereka di kejutkan oleh 3 lukisan horor yang terpajang di lapangan basket sekolah. Lukisan teratas menggambarkan seseorang dengan tangan diikat dan kepalanya siap di belah oleh si algojo. Dan seseorang itu sangat mirip dengan Daniel. Lukisan yang berada di tengah menggambarkan orang yang kepalanya di benamkan ke dalam air, sementara parang si algojo menempel di lehernya. Dan orang itu adalah Welly. Lukisan terbawah, menggambarkan seseorang sedang menahan dirinya di undakan teratas sebuah tangga dan orang itu adalah amir. Val, Erika, dan Rima memutuskan untuk mencari Daniel, Welly, serta Amir. Tak disangka, Viktor dan Leslie sudah berada di sekolahnya. Erika langsung meminta bantuan mereka untuk mencari keberadaan ketiga temannya itu. Tiba-tiba, Rima ingin mengambil kuncinya yang ketinggalan di ruang kesenian. Val menemani Rima, mengingat gadis itu adalah korban terakhir dari lukisan horor. Namun di luar dugaan, mereka malah terkunci di ruang kesenian. Di dalam ruangan itu, terdapat algojo yang sedang menatap Val dari balik topeng musang berbulunya. Ketika Val kembali mengarahkan pandangannya ke depan, sesosok algojo lain sedang berjaga-jaga di belakang Rima. Mereka terjebak.

~

            Wuhuu… seri Omen yang kedua ini lebih menegangkan dari sebelumnya! Pasti penasaran dong, siapa sebenarnya dalang dari misteri kedua ini? Makanya, di beli bukunya ya.. hahaha! Curcol dikit, gapapa kan? Aku sedikit kewalahan pas resensi buku ini. Soalnya aku udah lupa alurnya gimana dan otomatis aku harus buka novelnya lagi, nyari point-pointnya. Ribet emang, soalnya buku ini lebih tebal dari Omen pertama. Tapi gak sia-sia deh, akhirnya resensi ini jadi juga hahaha.

            Disini muncul tokoh baru yaitu Leslie Gunawan, sahabat Viktor Yamada. Aku jelasin dikit ya, tentang mereka berdua ini. Jadi, Leslie atau yang sering di panggil Les ini adalah seorang montir di sebuah bengkel, namanya Bengkel Gila. Cowok ini ternyata suka sama Valeria! Begitupun dengan gadis itu. Valeria ini adalah gadis yang berpenampilan cupu. Eits! Tapi itu cuman nyamar lho, kenapa? Baca aja ya bukunya! Val juga jago bela diri. Kalau Viktor Yamada, dia ini mantan tukang ojek Erika. Masih ingat dengan si tukang ojek high-class garis miring cogan di Omen #1? Nah, ternyata dia itu seorang jutawan. Dan sekarang Vik adalah pacar Erika!

            Seperti di Omen sebelumnya, kak Lexie disini juga menyisipkan bumbu romancediantara Valeria dan Leslie. Kekurangan buku ini cuman satu (menurut aku), lagi-lagi kertasnya pake kertas buram. Ya sudahlah, setidaknya bahan kertas ini gak mengurangi rasa penasaranku. Di jamin deh, pas baca, kalian gak akan mau ngelepasin buku ini sebelum sampai di halaman terakhir! Makanya, aku merekomendasikan untuk membeli buku ini serta seri-serinya.

 

Judul               : Tujuh Lukisan Horor (Omen #2)

Penulis             : Lexie Xu

Tebal               : 422 Halaman

Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit    : Juni 2013

Rating              : 4/5


Ditayangkan sebelumnya dari situs manikpurnamadewi
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait