Diskusikan Masalah Peradaban Dunia, Indonesia Gelar UNAOC ke 6 di Bali

Diskusikan Masalah Peradaban Dunia,  Indonesia Gelar UNAOC ke 6 di Bali

Upaya untuk membuat dunia makin tenang, damai, sejahtera dan berkeadilan tak akan pernah mengenal kata cukup, aspek terpenting di antaranya adalah mengusahakan terbangunnya masyarakat madani yang menjadi pilar utama demokrasi. Hal ini disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menyambut hangat kedatangan Sekjen PBB Ban Ki Moon di The Laguna Resort and Spa, Nusa Dua, Bali, Kamis (28/8).

Pada pertemuan itu Presiden SBY menyampaikan terima kasih atas terpilihnya Indonesia sebagai penyelenggara The 6th Global Forum of The United Nations Alliance of Civilizations (UNAOC) yang akan dimulai Jum’at 29 Agustus 2014 di Nusa Dua Bali. Konferensi international ke 6 yang mendiskusikan masalah peradaban dunia ini diikuti oleh sedikitnya 114 negara dan 25 organisasi internasional. Konferensi ini dibuka oleh Presiden SBY          

Selain itu kepada Ban Ki Moon, Presiden SBY juga menyampaikan ajakan untuk terus saling bekerjasama dan mengambil peran aktif mengatasi masalah di dunia saat ini. Presiden SBY selalu mengikuti perkembangan, terutama bagaimana sekjen PBB meresponse tantangan global dan persoalan internasional terkait perdamaian dunia. Presiden SBY menilai Ban Ki Moon berperan aktif membuat dunia ini menjadi makin damai, sejahtera, dan adil.           

Selain sekjen PBB Ban Ki Moon, Presiden SBY juga dijadwalkan bertemu dengan sekretaris jenderal organisasi Konferensi Islam, Iyad Ameen Madani, Dirjen UNESCO, Irina Bokova, Menlu Australia Julie Bishop, dan menyaksikan  penandatanganan Code of Conduct oleh Menlu RI Marty Natalegawa dengan Menlu Australia Julie Bishop.

Dipilihnya Indonesia sebagai tempat penyelenggaraan forum internasional yang akan membahas mengenai harmoni dalam keberagaman ini merupakan salah satu apresiasi masyarakat internasional akan keberhasilan Indonesia mempertahankan kehidupan damai ditengah keberagaman suku, agama, dan keyakinan politik yang ada. Indonesia yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia ini memiliki sedikitnya 490 kelompok etnis, dengan 800 bahasa daerah dan berbagai adat istiadat yang berbeda-beda antara satu suku dengan suku yang lainnya.

Namun Masyarakat Indonesia dapat bersatu dan hidup berdampingan rukun dan damai di bawah payung negara kesatuan Republik Indonesia. Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, masyarakat Indonesia tidak memandang perbedaan sebagai sebuah ancaman, melainkan sebaliknya menjadi kekuatan perekat dan pemersatu bangsa berlandaskan semangat persahabatan dan nasionalisme.

Semangat menjaga harmoni dalam keberagaman ini juga menjadi roh dari pembentukan masyarakat bersama ASEAN yang akan mulai berjalan di tahun 2015 mendatang. Dengan Masyarakat bersama ASEAN, berbagai kelompok masyarakat dengan budaya dan adat istiadat berbeda akan menyatu dalam satu identitas bersama, memperjuangkan satu tujuan bersama yaitu kemakmuran dan kemajuan bersama.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait