Lima Produk Alkes Buatan Lokal untuk Penanganan COVID-19

Lima Produk Alkes Buatan Lokal untuk Penanganan COVID-19

JAKARTA – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) membuat lima produk inovasi alat kesehatan (alkes) untuk mendukung penanganan COVID-19. Kelima produk tersebut diluncurkan Presiden RI Joko Widodo secara virtual pada Rabu lalu (20/5).

BPPT melalui Satuan Tugas Riset dan Invonasi Teknologi untuk Penanganan COVID-19 (TFRIC-19) memproduksi alkes berupa RDT kit, PCR tes kit, artificial intelligence pendeteksi COVID-19, mobile laboratorium bio safety level 2 dan emergency ventilator. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa karya inovasi ini sangat dibutuhkan di tengah pandemi. 

“Saya lihat sendiri, ada rapid test  yang waktu saya tanya produksi berapa, sudah kira-kira 100 ribu (unit). PCR test kit  sama, apakah sudah produksi, sudah, apakah sudah uji, sudah 100 ribu (unit). Kemudian ada emergency ventilator yang ini kemarin saya lihat ada karya BPPT, ITB, UI, UGM, PT Dharma, PT Poly Jaya, yang mulai dan ini tinggal produksinya," ucap Jokowi dalam sambutan yang diunggah pada kanal YouTube Setpres. 

Produk inovasi dari TFRIC-19 mendorong ekosistem dalam negeri, khususnya di bidang kesehatan. Di sisi lain, berbagai produk inovasi karya anak bangas terwadahi dapat mendukung kesiapan dan ketahanan nasional kita dalam konteks penyakit menular. 

Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan bahwa TFRIC-19 merupakan model ekosistem inovasi yang terbangun karena adanya dorongan kebutuhan bersama. Hal tersebut terpicu karena ada rasa kebersamaan yang sangat kuat untuk berbuat sesuatu.  

“Untuk itu ditegaskan olehnya, ekosistem inovasi yang sudah terbangun ini harus diteruskan dan diberi penguatan. Berbagai produk inovasi karya anak bangsa pun telah dihasilkan dari sinergi ini yang memang difokuskan untuk penanganan pandemi ini,” ujar Hammam dalam keterangan pers BPPT pada Rabu lalu (20/5).

Melihat kondisi ketergantungan Indonesia ketika menghadapi pandemi ini, Hammam menyampaikan bahwa produk inovasi telah menjawab tantangan itu.   

“Semoga kondisi ini menjadi pembelajaran nasional yang baik dan harus kita sikapi dengan positif,” terang Hammam.

Hammam berharap agar inovasi teknologi untuk substitusi impor, untuk ketahanan nasional, sudah saatnya menjadi prioritas. Ini termasuk upaya mendorong tumbuhnya industri hulu dan industri antara. 

Ekosistem inovasi yang dibangun dalam TFRIC-19 merupakan sinergi dan kerja sama antara 11 lembaga litbang, 18 perguruan tinggi, 11 asosiasi atau komunitas, 3 rumah sakit, 2 industri dan 6 start up.

“Sudah semestinya kita patut bersyukur, aksi-aksi TFRIC-19 telah dapat dilaksanakan dengan sangat baik, dan beberapa produk inovasi TFRIC-19 telah berhasil kita luncurkan kepada masyarakat, dan mendapatkan apresiasi serta dukungan penguatan hilirisasi dari Bapak Presiden Joko Widodo dalam acara peluncuran virtual, siang tadi,” katanya.

Namun, tantangan yang kini masih dihadapi terkait dengan pelengkap dari alkes PCR test kit yaitu bahan reagen. Pengembangan alkes sempat terkendala oleh ketersediaan alat reagen yang saat ini masih harus impor. Meski begitu pada akhir Mei 2020 PCR test kit akan rampung didistribusikan ke rumah sakit serta laboratorium yang menguji spesimen COVID-19. 

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait