INSPIGO : Aplikasi Podcast Bikin Millennial Makin Pinter

INSPIGO : Aplikasi Podcast Bikin Millennial Makin Pinter

Perubahan besar sudah terjadi dalam dunia brand dan bisnis. Tren pergeseran bisnis lambat laun berubah dari konvensional menjadi digital. Buktinya, brand- brand saat ini berlomba-lomba menerapkan strategi cerdas untuk memenangkan kompetisi persaingan bisnis dengan membuat layanan aplikasi mobile yang sangat memanjakan para konsumennya. Apa yang mendasari hal ini terjadi?

Founder & Creative Thinker OMG Consulting, Yoris Sebastian mengemukakan bahwa sejak tahun 2000 mobile phone resmi menjadi mass media. “Itulah kenapa kini begitu banyak aplikasi muncul permukaan. Termasuk di Indonesia,” katanya kepada INFOBRAND.ID.

Banyaknya aplikasi mobile yang terpasang dalam ponsel para konsumen di Indonesia tentunya menjadi satu hal yang menguntungkan bagi kedua belah pihak. Namun pertanyaannya, segmentasi bisnis apa yang cocok untuk dibuatkan aplikasi mobilenya? Mantan GM Hard Rock Cafe Indonesia ini menjelaskan bahwa lini bisnis yang cocok memiliki aplikasi mobile adalah lini bisnis yang dipergunakan setiap hari. Lebih tepatnya lagi yang dipergunakan on the go.

“Misalnya aplikasi yang baru saya luncurkan Oktober lalu. Namanya INSPIGO yang merupakan singkatan dari Inspiration On The Go. Isinya podcast berisi berbagai inspirasi untuk para millennials. Kenapa harus aplikasi? Karena digunakan setiap hari, dimana saja dan kapan saja. Saya tidak kesulitan membuat para millennials download aplikasi ini, karena memang diperlukan. Daripada macet dan lama saat commuter ke kantor atau ke kampus, mending dengerin Inspigo. Aplikasinya berguna dan digunakan setiap hari,” ungkapnya.

Selain itu, lanjut Yoris, agar sebuah aplikasi mobile menjadi pilihan setia para konsumennya maka perlu menerapkan ide-ide kreatif dalam penerapan aplikasinya serta mendalami dan mencari jalan keluar terhadap sebuah problem yang sering dikeluhkan oleh para konsumen terhadap satu aplikasi.

Seiring dengan banyaknya aplikasi mobile yang terpasang di smartphone para konsumen, apakah akan mematikan para perusahaan atau brand yang tidak dan belum mengeluarkan aplikasi mobile? Pria kelahiran Ujung Pandang ini menilai bahwa perusahaan atau brand tersebut belum tentu gulung tikar. “Namun mereka tidak memiliki competitive advantage di masa depan karena digital adalah keniscayaan. Dan Sebenarnya tidak harus membuat aplikasi. Kita juga bisa bikin mobile web yang di desain seperti aplikasi. Karena setiap smartphone punya keterbatasan memory untuk jumlah aplikasi yang dimiliki. Mobile web dengan tampilan seperti aplikasi juga bisa, selama data konsumen tersimpan dengan baik,” jelasnya.

Menurut Yoris, ada keuntungan tersendiri bagi sebuah merek atau brand yang telah memiliki aplikasi mobile yakni secara sales bisa terjadi peningkatan. “Bisa! terutama bia perusahaan ini produknya diperlukan orang banyak. Ini yang sekarang banyak ditakuti oleh perusahaan retail offline. Karena toko-toko fisik mereka mulai sepi. Padahal took-toko fisik harus menjual ‘pengalaman’ bukan lagi sekadar jualan barang. Karena kalau hanya jual barang, sekarang bisa lewat online saja,” ucapnya.

Agar aplikasi mobile bisa diterima oleh para pengguna smartphone, Yoris menjelaskan bahwa sebuah perusahaan aplikasi mobile harus membuat iklan yang bermanfaat bagi si millennials. “Brand selama ini terlalu sibuk bikin iklan dan bilang bahwa brand mereka keren. Padahal millennials juga sibuk ingin jadi keren. Millennials pinter kok, paham bahwa itu iklan. Kecuali kita punya produk atau jasa yang hanya kita yang punya, kita bolehlah bikin iklan yang menunjukan brand kita keren. Saya lebih suka brand yang sibuk bikin millennials mereka jadi keren. Itu bisa jadi konten iklan yang sangat keren. Asal tidak seremonial ya,” tutupnya.


Ditayangkan sebelumnya dari situs infobrand.id
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait