Tak Ingin Ada Perumahan, Para Petani Pasang Beton di Subaknya Tabanan

Tak Ingin Ada Perumahan, Para Petani Pasang Beton di Subaknya Tabanan

TABANAN - Puluhan Krama Subak Buluh, Desa Pakraman Tista, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Bali berkumpul di antara jalan subaknya, sekitar pukul 08.00 wita.

Para petani tersebut berencana memblokir jalan subaknya dengan cara memasang beton. Hal itu sebagai bentuk protes atas rencana pembangunan perumahan di atas lahan seluas 40 are di Subak Buluh.

"Kami lakukan ini sebagai bentuk protes karena rencana pembuatan perumahan tidak ada minta izin oleh pengembangnya kepada Desa, apakah itu Desa Dinas maupun Desa Adat," kata Pekaseh Subak Buluh, I Wayan Sadya, Senin (2/10/2015).

Keputusan pemblokiran jalan di subak sekitar 30 hektare itu dilakukan atas keputusan rapat bersama antara perbekel Tista, bendesa pakraman Tista dan pekaseh subak Buluh.

"Kami tidak ingin kecolongan lagi seperti di Banjar Tista Kawan. Makanya perarem subak dan desa pakraman tidak memperbolehkan alih fungsi lahan," ujarnya.

Selain itu, pengembang yang diketahui bernama Buk Agung asal Denpasar itu sedari awal memang tidak pernah melakukan komunikasi dengan perangkat desa di Tista.

Terkait proses jual beli lahan, Sadya menerangkan, jika dirinya pernah melihat Buk Agung saat melakukan pengukuran tanah dan melakukan penandatanganan persetujuan pendamping.

"Ketika saya tanyakan izin, jawabannya tidak jelas, Buk Agung bilang ingin buat perumahan pribadi, tapi bentuk tanahnya seperti kavling yang akan dijual," paparnya.

Sementara Bendesa Pakraman Tista, I Ketut Sukadiasa, menjelaskan pembangunan perumahan di Banjar Tista Kawan, Desa Tista memang terjadi tanpa sepengetahuan perangkat desa.

Diduga pemiliknya adalah pihak yang sama dengan pembangunan perumahan di Subak Buluh.

"Belajar dari sana, kami terapkan aturan ketat di Desa Adat, dan pembuatan perarem alih fungsi lahan dilakukan oleh subak dan desa pakraman," ujarnya.

Saat Tribun Bali mencoba menghubungi pengembang perumahan di Subak Buluh atas nama Buk Agung melalui telepon, terdengar yang menerimanya adalah seorang wanita, mengaku teman Buk Agung.

"Saya temannya Buk Agung, kebetulan ada di rumahnya dan saya angkat telepon masuk," ujarnya. (*)


Ditayangkan sebelumnya dari situs tribunbali
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait