Perangi Narkoba, Pastika Masyarakat Diingatkan Jaga Diri Masing Masing

Perangi Narkoba, Pastika Masyarakat Diingatkan Jaga Diri Masing Masing
Kasus penyalahgunaan narkoba yang marak terjadi saat ini semakin mengkhawatirkan terlebih  barang haram ini gencar menyasar kalangan generasi muda sebagai korbanya. Persoalan ini menuntut peran serta seluruh lapisan masyarakat untuk serius mengantisipasi dan memeranginya. 

Hal yang utama yang harus dilakukan adalah menjaga diri masing masing agar tidak pernah terlibat dalam lingkaran hitam narkoba, baik tidak terlibat  sebagi pengguna narkoba, pengedar bahkan sebagai pelindung bagi  pengedar narkoba. Demikian disampaikan Gubernur Bali Made Mangku  di  acara peringatan Hari Anti Narkotika Internasioanal  di Gedung  Wiswa Sabha Kantor Gubernur Bali Minggu (26/6) “Solusi hanya satu, Jaga diri masing masing, “ tegasnya. 

Pastika menambahkan dalam upaya memerangi narkoba, peran keluarga amatlah penting. Orang tua diharapkan mengontrol pergaulan anak ankanya dan saling menjaga agar jangan ada anggota keluarganya yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba tersebut. “ Keluarga akan hancur kalau satu anak saja sudah terkena narkoba, untuk itu jaga keluarga, pertebal nilai agama, nilai moral serta tanamkan budi pekerti, “ imbuhnya. 

Pastika yang sempat menjadi Kalakar BNN  menyampaikan upaya memerangi Narkoba bukanlah perkara sederhana, tidak hanya bisa berhenti sampai tangkap pecandu dan pengedar kedalam penjara saja. Ia memaparkan saat ini dalam sehari ada 50 nyawa yang melayang sia sia karena narkoba atau dengan kata lain satu nyawa melayang setiap 25 menitnya memiliki jaringan bisnis raksasa dengan perputaran uang yang sangat besar. Para sindikat narkoba tidak akan pernah berhenti mencari peluang pangsa pasar yang baru dengan modus barang dagangan yang semakin canggih. 

“ Untuk itu sekali lagi saya mengajak mari kita jaga diri masng masing, jaga anggota keluarga kita jangan sampai menyentuh barang haram tersebut, “ pungkasnya. 

Sementara itu Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Budi Waseso dalam sambutan tertulisnya menyampiakan bahwasannya  angka prevalensi penyalahgunaan narkotika cenderung naik dari tahun ketahun. Pada tahun 2015 prevalensi mencapai 2,20% atau lebih dari 4 juta orang sehingga kedepannya menimbulkan beberapa permasalahan yang perlu mendapat perhatian dan kerja keras kita bersama. Beberapa permasalahan tersebut seperti permasalahn dalam bidang pencegahan dimana masih sulitnya menyamakan persepsi beberapa kementrian/ lembaga pemerintah dalam upaya ikut mendukung program pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran narkoba serta tanggapan dari masyarakat terhadap permasalahan narkoba ynag masih rendah dan belum maksimalnya penaganan kawasan kawasan merah atau sarang narkoba yang tersebar hampir di seluruh daerah. 

Disamping itu dalam bidang rehabilitasi belum adanya standarisasi program dan metode rehabilitasi yang berlaku di Indonesia sehingga hasilnya belum sama dan tidak maksimal serta masih terbatasnya sarana prasarana layananan rehabilitasi termasuk didalamnya sumber daya manusia yang ada .  

Permasalahan juga muncul dari bidang pemberantasan dimana tidak memadainya peralatan teknologi pendukung pendeteksi jaringan, terbatasnya jumlah kekujatan personel penindakan , keterlibatan oknum oknum aparat ( POLRI,TNI,BNN, jasa, Hakim, Sipir ) yang menghambat kegiatan pemberantasan serta tidak pedulinya aparat lapas yang membiarkan dan bekerjasama dengan para bandar yang ada di lapas untuk mengedarkan narkoba  dan mengendalikan jaringannya. 

Begitu kompleknya permasalahn narkotika memerlukan komitmen serta kesungguhan dari semua komponen yang diwujudkan dengan langkah stategis serta mengedepankan semangat kejujuran.


Ditayangkan sebelumnya dari situs redaksi
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait