Pemerintah didesak Segera Bubarkan Ormas Anti Pancasila

Pemerintah didesak Segera Bubarkan Ormas Anti Pancasila
Seratusan mahasiswa dari sejumlah Perguruan Tinggi di Bali, termasuk perwakilan organisasi kepemudaan, mendesak pemerintah segera membubarkan organisasi kemasyarakatan (ormas) radikal yang anti Pancasila. Aspirasi dan pernyataan sikap itupun diwujudkan dalam penandatanganan deklarasi pembubaran ormas radikal. Penandatanganan dekarasi pembubaran ormas radikal anti Pancasila tidak hanya dilakukan para mahasiswa dan aktivis muda, akan tetapi juga oleh para tokoh yang ada di Pulau Dewata.
 
Pembubuhan tandatangan bentuk dukungan terhadap pemerintahan Presiden, Joko Widodo dilaksanakan disela-sela Diskusi Publik bertajuk "Save NKRI Bubarkan Ormas Radikal Anti Pancasila". Kegiatan tersebut diinsiasi Anggota DPD RI asal Bali, Gede Pasek Suardika. Hadir sejumlah narasumber meliputi Putu Wiratnaya (Presidium PP KMHDI), Nyoman Gede Antaguna (Ketua DPD KNPI Bali), dan D. Suresh Kumar (Ketua DPN Peradah Indonesia). 
 
Gede Pasek Suardika menyampaikan, diskusi publik dan deklarasi kali ini adalah bentuk keprihatinan generasi muda sebagai salah satu komponen bangsa. Melalui kegiatan itu, kaum muda Bali ingin menunjukkan dukungan kepada pemerintah, dalam upaya memberangus ormas radikal yang anti Pancasila. 
 
"Ya memang ini kan puncak kegerahan saja, dan kelambatan pemerintah. Kenapa masih belum ada sikap yang tegas untuk segera mengambil tindakan yang cepat. Karena kalau nggak begitu kasian anak-anak muda kan, masa depan dia kan penuh dengan hal-hal yang kurang produktif. Melihat bagaimana ideologi negaranya belum mendapat tempat yang layak di negaranya sendiri," katanya ketika ditemui wartawan di Sekretariat DPD RI Provinsi Bali, Kamis (6/7/2017).
 
Menurutnya seluruh peserta menginginkan adanya sikap tegas pemerintah terhadap keberadaan ormas radikal. Disebut, sepak terjang ormas radikal anti Pancasila sangat bertentangan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika. 
 
"Jadi saya kira tekanan untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap organisasi-organisasi yang bertentangan dengan Pancasila ini memang perlu dikedepankan, perlu dipercepat. Karena saya khawatir kalau ini dibiarkan lambat, eksponen nasionalnya akan berbahaya, terpecah belah nggak karuan," tegas Pasek Suardika. 
 
Mantan politisi Partai Demokrat yang kini mengisi posisi sebagai Wakil Ketua Umum DPP Partai Hanura ini menilai, pendidikan sebagai salah satu sektor yang rentan dalam upaya merusak ideologi Pancasila. Generasi muda dianggap cukup labil untuk diracuni dengan paham ekstrimis yang mampu merusak kemajemukan masyarakat Tanah Air.
 
"Anak-anak kita mulai diracuni dengan cara berpikir yang tidak lagi gotong royong, tepo seliro, yang gitu-gitu makin jauh, ini harus segera diselamatkan. Jadi kami mendesak pemerintah untuk segera melakukah tindakan nyatalah. Ormas-ormas yang sifatnya mengganggu ideologi Pancasila segeralah di-clear-kan dan dibersihkan dari Indonesia," ucap Pasek.
 
Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Bali, Nyoman Gede Antaguna menegaskan Indonesia saat ini sedang berada diposisi yang tidak normal. Diperlukan upaya konkrit pemerintah untuk menyikapi keberadaan ormas radikal. Gerakan Khilafah yang jelas bertentangan dengan ideologi Pancasila dikatakan tumbuh secara masif.
 
"Dibutuhkan ketegasan pemerintah, dan tentu adalah aksi pemuda ya. Kita nggak bisa menjadi apatis, dan diam melihat situasi yang tidak normal ini," ujarnya. 
 
Antaguna menambahkan, KNPI yang lahir dari rahim pergerakan pemuda akan berdiri pada garda terdepan untuk menjaga eksistensi Pancasila, dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Disamping itu, perjuangan tersebut juga harus dibarengi dengan kesadaran dibarengi sikap persatuan, dan kesatuan oleh seluruh komponen anak bangsa. 
 
"Seperti tadi saya katakan, sikap apatis akan membawa Indonesia pada kehancuran. Maka dari itu jauhkan rasa apatis, mari kita mulai tanamkan semangat nasionalisme, dan bela negara," imbuhnya.
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait