Pasutri Muda Bali Miliki 4 Bayi Kembar, Ini Kisahnya

Pasutri Muda Bali Miliki 4 Bayi Kembar, Ini Kisahnya

Perjuangan pasangan suami istri ini sungguh menginspirasi. Usahanya untuk mendapat momongan patut diteladani. Luh Gede Irin Pradnyawati  yang akrab disapa Irin  tergolong sulit hamil. Sejak 4 tahun menikah dengan suaminya  Putu Agra Ricna Sukarmawan yang biasa dipanggil Agra belum juga  hamil.  Tak terhitung jumlah konsultasi, pemeriksaan dan terapi kesuburan telah dijalani secara bertahap namun belum berhasil. Walau demikian pasangan muda ini tetap gigih berusaha. Dengan memanfaatkan kemajuan ilmu kedokteran, yakni teknologi reproduksi berbantu yang lazim disebut program bayi tabung akhirnya Irin dinyatakan positif hamil. 

 

Pasangan suami istri (pasutri) muda Putu Agra Ricna Sukarmawan dan Luh Gede Irin Pradnyawati merasakan kebahagiaan luar biasa setelah dikaruniai 4 bayi kembar sekaligus. Empat bayi kembar berjenis kelamin 1 laki-laki dan 3 perempuan ini lahir Rabu, 1 Agustus 2018. Berat badan bayi sewaktu lahir masing-masing 1.660 gram, 1.530 gram, 1.470 gram, dan 1.200 gram. 


Proses persalinan ditangani tim dokter Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda yang diketuai Prof. Dr. dr Made Wiryana. Kelahiran empat bayi mungil ini merupakan hasil dari teknologi reproduksi berbantu atau program bayi tabung. 

Anggota tim dokter, dr. Ida Bagus Semadi Putra menjelaskan proses persalinan keempat bayi kembar itu ditempuh melalui operasi seksio sesaria. Usia kehamilan kala persalinan prematur disebut baru menginjak 28-29 minggu. 

Pasca persalinan sang ibu bernama Irin dirawat di ICU. Sedangkan keempat bayinya ditangani di ruang intensif neonatus (NICU). Langkah itu diambil karena bayi-bayi tersebut rentan mengalami gangguan nafas, pendarahan, anemia, dan hipotermia. 

Setelah mendapatkan perawatan intensif selama 1 bulan, keempat bayi tersebut diperbolehkan pulang. Beberapa hal menjadi pertimbangan 4 bayi itu diizinkan pulang, diantaranya sudah menunjukkan kondisi yang stabil, dan pertumbuhan dari sisi peningkatan berat badan yang baik. Meski sudah bisa pulang, akan tetapi tim dokter dipastikan tetap memantau kondisi bayi-bayi itu hingga 1.000 hari kedepan. 

"Kondisi bayi sekarang, keempat-empatnya sudah sangat mandiri dalam tanda kutip, karena satu sudah mampu dia minum susu itu baik dari ibu, karena tidak cukup ini kita ada tambahannya, itu secara sendiri, secara mandiri. Yang kedua bayi ini juga sudah sangat mandiri dari kemampuannya untuk mengatur suhu tubuhnya," ungkapnya kepada wartawan di Rumah Sakit Puri Bunda, Jumat (31/8/2018). 

Semadi Putra menyebutkan, kelahiran 4 bayi kembar di Bali khususnya di Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda adalah kejadian yang istimewa. Bahkan secara statistik kejadian ini diperkirakan 1:512.000 kehamilan. 

"Sangat istimewa dan pertama kali yang kami, tim Puri Bunda menangani. Kami sangat bersyukur, dikesempatan pertama walaupun kasusnya sangat jarang, sangat langka dan begitu kompleks permasalahannya, kami tidak ingin terjatuh, dan puji Tuhan, puji syukur sekali, dikesempatan pertama, walaupun sangat langka ini kami berhasil menghantarkan ibu dan keempat bayi ini selamat, sehat dan siap untuk pulang pada hari ini ya," katanya. 

Sementara Luh Gede Irin Pradnyawati (Irin) menyampaikan kisahnya yang sudah berhasil melahirkan 4 buah hatinya. Ia mengaku tidak mengalami permasalahan selama mengandung. 

"Permasalahan selama kehamilan, jadi mungkin kalau saya selama kehamilan, sebenarnya tidak ada masalah ya, jadi katanya kalau hamil kembar itu lebih rentan untuk mual, muntahnya lebih parah, untungnya saya tidak. Ya jadi memang di awal sampai 6 bulan, saya masih aman-aman saja, saya masih bisa beraktivitas seperti biasa, tetapi berat memang saya rasakan di usia kehamilan 7 bulan," katanya. 

Ia menambahkan, ketika memasuki usia kehamilan 7 bulan, tim dokter menyarankan untuk bed rest. Bahkan kala itu dirinya harus bed rest selama 3 pekan. Namun seluruh perjuangan itu diakui terbayar pasca keempat bayi lucunya lahir kedunia. 

"Perasaannya benar-benar setelah penantian lama ya, jadinya senang sekali rasanya. Tetapi memang setelah ini perjuangan saya belum selesai, jadi bagaimana anak saya ini, jadi antara perasaannya campur aduk, seperti kemarin saya baru banget merawatnya sendiri, ya jadi mungkin kalau dibilang capek ya capek, tetapi kembali saya tidak boleh mengeluh, karena memang saya menantinya sangat lama, jadi itu saya berpikir positif saja," tutur Irin.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait