Menkumham Buka Pertemuan Dirjen Imigrasi se ASEAN ke 20 di Bali

Menkumham Buka  Pertemuan Dirjen Imigrasi se ASEAN ke 20 di Bali

Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly membuka secara resmi pertemuan Direktur Jenderal Imigrasi se ASEAN di Hotel Discovery Kartika Plaza, Kuta, Badung, Rabu (21/9). Yasonna H Laoly yang didampingi Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan Dirjen Imigrasi Kemenhumkam Dr. Rony F. Sompie, SH, MH,  menyambut para delegasi dari seluruh negara ASEAN dalam acara yang bertajuk “The 20th ASEAN Directors General Of Immigration Departement And Head Of Consular Affairs Divisions of Ministries of Foreign Affairs (20th DGICM).  Dalam kesempatan itu, Menteri Yasonna H Laoly menyatakan kebanggaan dan apresiasinya atas terpilihnya Indonesia dalam penyelenggaraan event internasional ini.

Secara luas, Ia menjelaskan bahwa masalah keimigrasian selalu menjadi tantangan tersendiri bagi satu negara. Karena menyangkut tentang masyarakatnya serta hubungan baik antar negera tersebut. Tidak heran banyak terjadi kejahatan transnasional yang disebabkan oleh kurang awasnya sistem imigrasi satu negara. Untuk itu melalui pertemuan ini, Yasona H Laoly berharap agar delegasi bisa saling bertuka ilmu dan pengalaman tentang manajemen imigrasi yang baik selain juga bisa memperkuat kerja sama antar dirjen imigrasi se ASEAN ini.

Lebih dari itu, isu-isu yang akan dibahas pada pertemuan ini  menyangkut tentang kerjasama regional pencegahan kejahatanForeign Terrorist Fighters dan kerjasama pendeteksian imigran ilegal yang terkait dengan kejahatan transnasional, agar bisa bisa dirumuskan rekomendasi yang tegas agar bisa ditanggulangi. “Hal itu sangat penting, mengingat dampak luar biasa yang ditimbulkan dari kejahatan transnasional seperti perdagangan narkoba, penyelundupan manusia, perdagangan manusia, korupsi dan pencucian uang serta terorisme,” bebernya.

Selain penanggulangan, Ia juga menambahkan pentingnya peran pencegahan dan pendeteksian dini atas kemungkinan timbulnya kejahatan transnasional. “Maka untuk menanggulangi hal tersebut, saya sangat berharap kita kerja bersama dan saling bahu menbahu mencegah maraknya aksi kejahatan transnasional serta juga kejahatan yang terjadi di perbatasan,” pungkasnya.

Sebelumnya Gubernur Pastika untuk kesekian kali menyatakan kebanggaannya atas terpilihnya Bali sebagai tuan rumah forum yang bertaraf internasional. Mengenai pengalaman Bali sebagai tuan rumah, Pastika menjamin secara penuh keamanan pulau yang juga mendapatkan julukan sebagai Pulau Dewata, Pulau Surga, Pulau Demokrasi dan Pulau Cinta ini.

Selain itu, ia juga menyampaikan harapannya bahwa forum ini bisa memberdayakan semua intelejen keimigrasian serta mensinergikan segala kegiatan dengan lintas sektor di pemerintahan. “Hingga pada akhirnya kita akan memiliki polisi imigrasi yang sangat optimal di dunia,” imbuhnya. Ia juga berharap melalui forum ini akan bisa meningkatkan koordinasi antara institusi keimigrasian di ASEAN demi terciptanya keamanan, ketertiban dan situasi damai di ASEAN dan dunia pada umumnya.

Sementara itu Dirjen Imigrasi Kemenhumkam, Ronny F Sompie melaporkan bahwa Indonesia terpilih sebagai tuan rumah atas kesepakatan negara anggota pada forum yang sama tahun lalu di Kamboja sedangkan untuk forum berikutnya tahun depan akan mengambil tempat di Laos. Menurutnya pertemuan ini dihadiri oleh 10 delegasi direktur jenderal imigrasi dari 10 negara ASEAN serta juga menghadirkan perwakilan dari sekretariat organisasi ASEAN itu sendiri. Forum ini sendiri akan berlangsung selama empat hari yaitu dari tanggal 20 – 23 September 2016 dan membahas dua isu penting yaitu; Kerjasama regional pencegahan terjadinya kejahatan Foreign Terrorist Fighter (FTF) dan Kerjasama regional pendeteksian dini imigran ilegal yang terkait dengan kejahatan transnasional.

“Saya harap forum ini dapat merumuskan suatu kerjasama dalam rangka mencegah maraknya permasalahan (FTF),” imbuhnya. Selain forum antar dirjen imigrasi ASEAN, kali ini juga terselenggara Forum Intelijen Keimigrasian ASEAN bertajuk 12th ASEAN Immigration Intelligent yang juga merupakan bagian dari DGICM. Ada beberapa hal yang mencuat dalam pembicaraan pada forum tersebut yaitu pencegahan terhadap kejahatan terorisme di wilayah Asia Tenggara, Pencegahan atas kejahatan dalam bidang keimigrasian (pemalsuan dokumen, pelanggaran izin tinggal, hingga perdagangan dan penyelundupan manusia), keamanan perbatasan can check point (tempat pemeriksaan imigrasi).


Ditayangkan sebelumnya dari situs redaksi
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait