Masyarakat Bali Dihimbau Beri Pengawasan Extra Pada Generasi “Z”

Masyarakat Bali Dihimbau Beri Pengawasan Extra Pada Generasi “Z”

Generasi “Z”merupakan salah satu istilah dari sebuah Teori Generasi (Generation Theory) yang digunakan untuk merujuk kepada kelompok generasi dalam kumpulan umur tertentu, yaitu generasi yang lahir tahun 1995-2010 atau sering disebut iGeneration, generasi net atau generasi internet. Sejak kecil mereka sudah mengenal teknologi dan akrab dengan gadget canggih yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kepribadian mereka. 

Untuk meminimalisir dampak negaitf akibat kemajuan teknologi yang mereka gunakan, diperlukan suatu pengawasan extra dari para orang tua dalam menanggulangi hal tersebut salah satunya adalah dengan menanamkan pendidikan yang berkarakter seperti disiplin, jujur, religius, toleransi, kerja keras, tanggung jawab serta hal-hal positif lainnya. Demikian disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam orasinya di Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS), di Denpasar.

Lebih lanjut, Pastika mengatakan bahwa terdapat perbedaan karakateristik ataupun metode pembelajaran pada masing-masing generasi. Menurutnya  generasi X  (lahir tahun 1965-1980) memiliki karakter yang mampu beradaptasi, mampu menerima perubahan dengan baik dan disebut sebagai generasi yang tangguh, memiliki karakter mandiri dan loyal (setia) dan tipe pekerja keras. 

Sedangkan Generasi Y (lahir tahun 1981-1994), memiliki karakteristik pola komunikasi yang terbuka, pemakai media sosial yang fanatik dan kehidupannya sangat terpengaruh dengan perkembangan teknologi, lebih terbuka dengan pandangan politik dan ekonomi, sehingga mereka terlihat sangat reaktif terhadap perubahan lingkungan yang terjadi di sekelilingnya, serta memiliki perhatian yang lebih terhadap ‘wealth’ atau kekayaan. 

“Generasi Y inilah yang akan menguasai dunia dalam beberapa tahun kedepan”, ujar orang nomor satu di Bali tersebut.  Namun karakteristik yang dimiliki oleh generasi Z yang merupakan generasi penerus dari Y, harus diawasi secara extra dan dengan metode yang dapat mereka terima. Sebagai orang tua, generasi X dan Y harus bersikap tegas tapi lembut dan sabar, membangun dialog dan komunikasi yang sehat serta terbuka, hadir secara utuh mendampingi mereka, serta memberikan pendidikan dengan nilai karakter positif dengan penuh cinta. Sehingga generasi Z yang full digital masih bisa dibentengi dengan berbagai hal-hal positif yang diberikan oleh keluarga, dunia pendidikan dan lingkungan masyarakat sekitar.


Ditayangkan sebelumnya dari situs redaksi
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait