Masa Covid-19, Desa Sayan Kembangkan Program Tukar Sampah Dengan Beras

Masa Covid-19, Desa Sayan Kembangkan Program Tukar Sampah Dengan Beras

Gianyar. Dalam upaya membantu warga desa yang terdampak pandemik Covid-19, Desa Sayan Kecamatan Ubud, Giayar mengembangkan program menukar sampah dengan beras dengan semboyan “Datang Bawa Sampah, Pulang Bawa Beras”. Program ini diilhami dari filosofi Among Krisma Kerti yang diambil dari Kosmologi Hindu yakni “Sad Kerti”. Nilai ajaran ini diyakini oleh masyarakat Bali sebagai upaya untuk menjaga hubungan kesucian dan keseimbangan alam semesta beserta isinya.

“Among Krisma Kerti memiliki makna sebuah upaya untuk menjaga keseimbangan dan kelestarian rumah kita sendiri. Rumah dalam konteks ini dapat dimaknai sebagai habitat tempat tinggal kita yakni Desa Sayan. Menjaga keseimbangan tempat kita tinggal tidak hanya cukup dengan prinsip keadilan sosial yakni memastikan masyarakat tercukupi kebutuhan pokok hidupnya seperti makanan” kata Perbekel Desa Sayan I Made Andika saat diikonfirmasi pada Kamis (4/6).  

Menurut Andika, wabah Covid-19 telah memukul sektor pariwisata yang menjadi sektor ekonomi utama bagi masyarakat Bali. Banyak pekerja non – formal dari sektor pariwisata yang saat ini sangat terpuruk kehidupannya. Kondisi ini juga terjadi di Desa Sayan yang merupakan sebuah kawasan pariwisata yang sudah mendunia.

Selain kehilangan sumber mata pencahrian, himbauan #stay at home dan sejenisnya juga semakin menyulitkan ruang gerak masyarakat untuk mencari penghasilan bertahan hidup. Meski sudah ada bantuan kebutuhan pokok dari pemerintah, tapi belum benar – benar dapat mengatasi masalah. Maka dari itu, saat ini beras menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan masyarakat desa untuk bisa bertahan hidup.

Andika mengungkapkan wabah Virus Corona sejatinya tidak hanya terkait tentang persoalan sosial, tapi juga lingkungan. Desa Sayan sebagai sebuah kawasan pariwisata, diperkirakan menghasilkan sampah sekitar 6 – 10 ton per hari yang berasal dari aktivitas masyarakat dan pariwisata. Merespon masalah ini, di Sayan sudah terdapat empat Bank Sampah yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat Banjar. Empat bank sampah ini bernama Bank Sampah Kaswari (Banjar Penestanan Kelod), Bank Sampah Penestanan Asri (Banjar Penestanan Kaja), Bank Sampah Kedassih (Banjar Pande), dan Bank Sampah Luwu Mas (Banjar Mas).

“Atas inisiasi Bank Sampah yang didukung pihak banjar, desa dinas-adat , anak muda desa, pelaku usaha pariwisata dan pihak lainnya lahirlah program “Datang Bawa Sampah, Pulang Bawa Beras”. Sebuah kegiatan sosial berbagi sambil mengedukasi. Program ini tidak hanya merealisasian keadilan sosial namun juga keadilan alam menuju kehidupan yang berkelanjutan” papar pria yang merupakan perbekel termuda di Gianyar tersebut. 

Kegiatan sosial berbagi sambil mengedukasi ditengah wabah Covid-19 ini bertujuan untuk membantu masyarakat desa agar tetap bisa makan dan bertahan hidup ditengah krisis ekonomi dan kesehatan, sekaligus mengedukasi masyarakat mengenai bahaya sampah plastik bagi kehidupan manusia. 

Tujuan lainnya yaitu menyadarkan masyarakat untuk tetap membiasakan perilaku peduli lingkungan, serta meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang nilai tambah sampah plastik bagi perekenomian mereka. 

“Acara ini akan berlangsung selama 4 hari di empat Bank Sampah pada masing – masing banjar, dimulai tanggal 6 – 9 Juni 2020, Pukul 10.00 Wita sampai selesai. Sistem yang akan digunakan agar sampah plastik bisa ditukar dengan beras adalah sistem Total Poin yang dikonversi menjadi beras dalam satuan Kg” jelas pria yang akrab dipanggil Deco. 

Andika menyampaikan Program “Datang Bawa Sampah, Pulang Bawa Beras” ini dapat diwujudkan melalui sistem donasi dari sejumlah pihak yang peduli pada penyelamatan lingkungan dan aksi sosial kemanusiaan. Donasi berupa uang tunai atau langsung berbentuk Beras yang diberikan kepada pihak panitia. Program ini membutuhkan setidaknya 2 ton Beras yang nanti akan ditukarkan dengan sampah plastik.

Dalam penyelenggaraan acara ini, pihak panitia telah mempersiapkan prosedur pengaturan secara ketat dengan tetap menerapkan aturan protocol kesehatan sesuai himbauan yang disarankan pemerintah yaitu wajib masker, mencuci tangan, jaga jarak 2 meter, penyenportan disinfektan pada area publik. Pencegahan kerumunan dilakukan dengan cara memberikan jadwal jam yang berbeda dan membagi nasabah Bank Sampah ke dalam beberapa kelompok.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait