‎Kristamedia Selenggarakan Bali InterFoo‎d, Transaksi Diperkirakan Rp 250 Miliar

‎Kristamedia Selenggarakan Bali InterFoo‎d, Transaksi Diperkirakan Rp 250 Miliar

PT Kristamedia Pratama, penyelenggara event nasional maupun internasional yang telah berpengalaman hampir 20 tahun, akan mengadakan InterFOOD Bali Hotel & Tourism 2015 yang kedua pada 3-5 September 2015 mendatang di Bali Nusa Dua Convention Center.

Daud D. Salim, President Direktur PT Kristamedia Pratama sekaligus Ketua Panitia InterFOOD Bali Hotel & Tourism 2015, mengatakan pihaknya ingin mengangkat keistimewaan Bali dan Indonesia pada umumnya dalam bidang industri pangan dan produksi pangan, hotel, restoran, dan katering, hasil perkebunan, hasil laut, serta produksiwine asli Bali dalam acara tersebut.

“Dengan kegiatan ini tidak hanya pantai saja yang dikenal dari Bali, tapi wisman juga bisa mengenal serta mengingat makanan khas Bali, kopi Bali, atau wine dalam negeri. Kami juga mengharapkan masyarakat dalam negeri, terutama di bidang perhotelan untuk lebih mengenal produksi makanan atau minuman dalam negeri, khususnya Bali,” terangnya saat konferensi pers di Denpasar, baru-baru ini.

Dia menambahkan, kegiatan tersebut nantinya akan menggelar banyak program acara selain pameran, seperti edukasi, memberikan pengetahuan dalam bentuk seminar, serta kompetisi dalam bidang kuliner, barista, bartender, wine tasting, dan lain sebagainya.

“Pameran ini juga akan mengetengahkan industri pangan terbaru baik dari packagingnya maupun teknik serta peralatan terbarunya. Selain itu kami juga mengangkat perkebunan kopi dan kakao di Indonesia serta Bali khususnya, dan juga mengangkat produksi wine lokal di Bali untuk lebih dikenal lagi oleh masyarakat maupun wisatawan mancanegara,” ujarnya.

InterFOOD Bali Hotel & Tourism 2015 ini merupakan yang kedua kalinya, yang mana event ini diadakan setiap dua tahun sekali. Untuk tahun ini, peserta yang mengikuti lebih beragam daripada dua tahun yang lalu.

“Kali ini ada 150 perusahaan atau peserta yang mengikuti acara ini, sedangkan dua tahun lalu hanya 50 perusahaan saja,” tuturnya.

‎Dalam event ini pihaknya juga menggandeng beberapa asosiasi lainnya seperti Specialty Coffee Association Indonesia, Indonesian Sommelier Association dan lainnya. Dengan menghadirkan peserta dari hotel dan restoran serta ratusan perusahaan dari dalam maupun luar negeri. Dalam pameran ini diprediksi akan terjadi transaksi Rp 200 miliar hingga Rp 250 miliar," jelasnya.

Ketua PHRI Bali, Cokorda Artha Ardhana Sukawati mengakui bahwa bencana letusan Gunung Raung turut berdampak pada tingkat kunjungan wisatawan ke Bali. Namun praktisi pariwisata yang akrab disapa Cok Ace ini yakin tingkat kunjungan wisatawan tidak terlalu turun drastis. Data yang berhasil dicatatnya, sebelum penutupan Bandara Ngurah Rai Kamis (6/8) lalu, telah ada sebanyak 74 ribu lebih wisatawan asing yang batal terbang ke Bali. "Dampak bencana memang tidak bisa kita prediksi, maka itu harus ada solusi-solusi dengan melakukan kegiatan yang menarik minat wisatawan datang ke Bali. Salah satunya dalam waktu dekat ini akan digelar Interfood Bali Hotel & Tourism Festival," ujarnya disela-sela jumpa media di aula Bali Tourism Board (BTB) Denpasar.

Festival makanan yang menghadirkan pameran kopi Bali, Seafood, Wine Bali dan aneka pameran makanan lain ini bakal digelar untuk yang kedua kalinya di Bali Nusa Dua Convention Center, tanggal 3-5 September 2015. Cok Ace mengatakan event ini sangat bermanfaat untuk perkembangan pariwisata di Bali. Selain meningkatkan kualitas makanan dan minuman yang disajikan dimasing-masing hotel dan restoran di Bali, event dua tahunan ini juga akan membawa pengaruh untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.

"Kami dari PHRI beserta pelaku industri pariwisata lainnya sangat mendukung event ini, untuk kedua kali berlangsung di Bali. Ini akan membawa manfaat bagi pariwisata Bali yang mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di tengah permasalahan yang kita hadapi sekarang ini seperti efek letusan Gunung Raung," katanya.

Festival makanan ini dikatakan Cok Ace berdampak positif untuk citra pariwisata Bali dimana karena permasalahan alam, kunjungan wisatawan asing ke Bali sangat fluktuatif. "Tentunya peningkatan kunjungan wisatawan tidak langsung terlihat. Ini juga bisa meningkatkan kualitas produk kita. Dampaknya tidak hanya tahun ini tapi tahun-tahun yang akan datang. Apalagi Bali merupakan daerah penilaian positif kuliner. Saya harapkan ini jadi event reguler," imbuhnya.


Ditayangkan sebelumnya dari situs Redaksi
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait