Komunitas PR INDONESIA Diharapkan Menjadi‎ Country Reputation

Komunitas PR INDONESIA  Diharapkan Menjadi‎ Country Reputation

Di tengah kian semaraknya dunia public relations (PR) di perusahaan swasta, BUMN, dan pemerintahan, Indonesia masih menghadapi masalah serius seputar citra dan reputasi bangsa di mancanegara yang masih belum menggembirakan. Bertolak dari kondisi tersebut, hari ini, Kamis (24/3/2016), sejumlah komunitas PR Indonesia mendeklarasikan Gerakan Komunitas PR Indonesia untuk Membangun Reputasi Bangsa. Hadir pada acara tersebut, Menteri Pariwisata RI Arief Yahya.

Arief mengapresiasi deklarasi ini. Ia mengatakan, if you cannot measure you cannot manage. “Kalau kita tidak bisa mengukur, kita tidak akan bisa mengelolanya,” ujarnya

Arief pun memilih menggunakan angka. Country reputation itu berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi maryakat. Kalau country reputation naik 10 persen, maka pariwisata naik 11 persen, investasi dua persen. Kalau angka sudah bicara, siapapun tak bisa memungkiri, PR-ing branding itu penting. “PR itu memengaruhi perekonomian,” katanya tegas. “Kita harus bisa menguantifikasikan. Kalau tidak, maka tidak akan dicerna oleh pemegang keputusan,” imbuhnya.

Adapun komunitas, asosiasi, dan organisasi PR yang terlibat dalam deklarasi tersebut terdiri dari Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia (APPRI), Kantor Staf Presiden (KSP), Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah (BAKOHUMAS), Forum Humas BUMN, Ikatan Pranata Humas Indonesia (IPRAHUMAS), Tenaga Humas Pemerintah (THP), ASEAN PR Network (APRN), London School of Public Relations (LSPR), Public Relations Society Indonesia (PRSI), EGA briefings, MM Komunikasi Trisakti, dan sejumlah komunitas kehumasan lainnya.

Melalui gerakan ini, mereka mengajak semua insan public relations (PR) di seluruh tanah air untuk terus bergerak, mengkontribusi penguatan reputasi organisasi, korporasi, hingga bangsa. “Fokus kami adalah tentang penguatan kompetensi PR, yang berlanjut pada sertifikasi PR, dan pada ujungnya membangun reputasi bangsa,” tutur Pemimpin Redaksi Majalah PR INDONESIA Asmono Wikan, selaku penggagas deklarasi ini, di Bali.

Untuk mendorong agar gerakan ini semakin efektif dan massif, Komunitas PR INDONESIA menyiapkan tanda pagar (tagar) di media sosial #prindonesiabergerak dan #prindonesiaunite. Kedua tagar itu mengandung pesan agar gerakan komunitas PR bisa mendapatkan gaung yang besar dan berdampak signifikan terhadap tujuan utama penguatan reputasi bangsa, maka praktisi PR harus bersatu dan membangun aliansi besar.


Ditayangkan sebelumnya dari situs Redaksi
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait