Kepesertaan Jangka Pendek BPU di Bali Potensinya Tinggi

Kepesertaan Jangka Pendek BPU di Bali Potensinya Tinggi

Adanya bermacam kegiatan komunitas di Pulau Dewata seperti event organizer (EO), kelompok tani, seniman, bahkan atlet PON dan sebagainya ini memberikan peluang penambahan jumlah kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dari peserta bukan penerima upah (BPU). Kepala Bagian Pemasaran Kantor Wilayah BPJS Ketenagakerjaan Bali, Nusa Tenggara dan Papua (Banuspa), Sang Made Sumadi Adnyana mengatakan untuk kepesertaan jangka pendek BPU di Bali potensinya termasuk tinggi.

Saat ini di Bali disebutkannya jumlah kepesertaan jangka pendek BPU sekitar 7.500 orang. Mereka berasal dari berbagai segmen yaitu pedagang, atlet, petani, nelayan dan disabel. Pihaknya menargetkan jumlah kepesertaan BPU khusus untuk Bali yaitu sebanyak 20 ribu orang. Sedangkan kepesertaan dari penerima upah (PU) ditargetkan sebanyak 20 ribu orang namun yang tercapai sekitar 15 ribu orang.

Padahal kata dia di Bali ada sekitar 800 ribu orang yang berpotensi menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan dari sektor informal yang masuk kategori peserta BPU. Sedangkan untuk Nusa Tenggara dan Papua ditargetkan sebanyak 53 ribu peserta jangka pendek BPU. 

BPJS Ketenagakerjaan diungkapkannya akan melakukan sosialisasi ke desa-desa guna memberikan informasi kepada seluruh lapisan masyarakat tentang manfaat menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.

"Untuk mencapai target kepesertaan BPU mulai Sabtu (3/9) kami sosialisasi ke seluruh desa-desa di Bali. Sosialisasi pertama akan dilakukan di Bangli untuk seluruh lapisan masyarakat," katanya usai menyerahkan kartu kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan kepada ratusan atlet PON di Kantor Gubernur Bali di Renon, Denpasar, Jumat (2/9).

Sementara itu terkait kepesertaan atlet PON, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Bali-Denpasar, Tonny Isprijanto menyatakan bahwa program tersebut untuk memberikan perlindungan kepada sebanyak 700 orang atlet yang akan bertanding di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) di Jawa Barat pada 17 September 2016 mendatang. 

"BPJS Ketenagakerjaan memberikan kepastian perlindungan kepada para atlet mulai dari berangkat (Denpasar), ke tempat pertandingan. Perlindungan yang diberikan seperti ruang lingkup kecelakaan kerja jika terjadi insiden saat pertandingan dan saat berlatih. Pokoknya berkaitan dengan kegiatan mereka saat PON," jelasnya.

Atlet PON ini dikatakan Tonny masuk ke program mandiri/BPU jangka pendek dengan nilai premi yang dibayarkan setiap bulannya Rp 16.800 per orang selama 3 bulan untuk jaminan kecelakaan kerja dan meninggal dunia. "Pembayaran preminya ditanggung KONI Bali. Mereka diberikan pelayanan kesehatan, diberikan santunan apabila terjadi musibah hingga menimbulkan cacat lokal tetap dengan santunan yang diberikan paling banyak Rp 56 juta. Meninggal dunia santunan yang diberikan sebesar Rp 48 juta," ungkapnya.

Terkait program mandiri jangka pendek selain atlet PON, BPJS Ketenagakerjaan juga akan menyasar dari kalangan pendidikan/mahasiswa. Bahkan menurut Tonny kepesertaan dari kalangan mahasiswa ini potensinya cukup besar. 

"Untuk jangka pendek rata-rata kita menyarankan hanya dua program yaitu jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian. Untuk jangka pendek ini minimal 1 bulan. Selama tahun 2016 sudah terdaftar 7 ribuan peserta," imbuhnya. 


Ditayangkan sebelumnya dari situs redaksi
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait