Ini Letak Rahasia “Sakti” dalam Mistis Hindu Bali

Ini Letak Rahasia “Sakti” dalam Mistis Hindu Bali

Bali tidak hanya memiliki eksotika alam dan keragaman budaya namun juga menyimpan nilai magis pada setiap sisi kehidupannya. Bahkan masyarakat Bali sangat meyakini setiap jengkal tanah Bali adalah tenget (bernilai relegius magis).

Salah satu istilah yang sering terdengar dalam interksi sosial masyarakat tradisional tentang kekuatan mistis Bali yakni kata Sakti. Istilah ini tidak hanya terdengar pada kejayaan masa lampau, bahkan di zaman modern dan canggih seperti saat ini sekalipun masyarakat Bali masih meyakini tentang adanya sakti sebagai sebuah kekuatan mistis.

Seorang tokoh sastra dan budaya sekaligus agamawan, IBM Dharma Palguna, P.hD berkesempatan menguak dan membuka rahasia tabir letak kekuatan sakti yang bersumber dari bagian organ tubuh manusia, dimana ia jelaskan sesuai dengan ajaran Siwaisme (Pemuja Dewa Siwa).

Dalam penjelasannya pada tubuh manusia ada salah satu organ tubuh yang merupakan interepretasi dari pengertian etemilogis dari calonarang yang berarti seperti daging yang telah dicincang tanpa tulang dan berlendir.

“Kalau dicari di dalam tubuh, calonarang ada di lidah,” jelas Palguna di Denpasar, Rabu (30/12/2015).

Pada bagian organ lidah terdapat dua kekuatan, yang dibawah menjulang keatas sebagai kekuatan Bhatari Durga dan yang diatas menghadap ke bawah sebagai kekuatan Bhatara Guru (Siwa).

“Dalam konteks ajaran mistis Hindu Bali di pangkal candiking lidah namanya, di bawah ada seperti stalaktif dan di atas menghadap kebawah juga ada,” ungkapnya.

Dalam konteks purusa dan predana, IBM Dharma Palguna, P.hD menyebutkan bahwa unsur predana (kejiwaan) berada di bagian pusar naik sampai dengan ujung lidah sedangkan unsur prakerti (kebendaan) berada di ubun-ubun turun sampai ke ujung hidung.

“Wilayah predana dari pusar naik sampai ujung lidah dan dari ubun-ubun turun sampai ujung hidung itu wilayah purusa,” terangnya.

Disinilah letak kunci dari sakti menurut keyakinan Hindu Bali, yakni bertemunya antara purusa dan predana dalam bagian tubuh manusia yakni bertemunya ujung hidung dengan ujung lidah

“Ketika ujung hidung bertemu dengan ujung lidah munculah sakti,” ungkap Palguna.

Namun dalam memperoleh sakti ini tidaklah mudah, secara konsep filosofi penyatuan antara purusa-predana (ujung lidah dan ujung hidung) memerlukan waktu dan proses yang lama.

Meskipun dalam konteks sakti ini merupakan kekuatan tinggi seperti yang dimiliki oleh Ni Calonarang pada masa kerjaan Kediri, Jawa Timur, namun Palguna menyebutkan sakti juga bisa diatasi, dimana sakti mampu dikalahkan oleh suci.

“Kemudian yang mampu untuk mengalahkan sakti adalah suci,” jelasnya. (SB-Skb)


Ditayangkan sebelumnya dari situs suluh bali
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait