Dipercaya Pernah Menjadi Tempat Duduk Patih Agung Kerajaan Gelgel

Dipercaya Pernah Menjadi Tempat Duduk Patih Agung Kerajaan Gelgel

ADA situs berupa batu menyerupai gentong di pinggir jalan sebelah timur pertigaan Desa Pakraman Gelgel, Kecamatan Klungkung. Batu Gentong ini tingginya mencapai 80 cm, dengan diameter sepeluk orang dewasa. Warga sekitar sangat percaya Batu Gentong ini dulunya merupakan kursi (tempat duduk) Patih Agung Kerajaan Gelgel, I Gusti Agung Maruti.

Bentuk Batu Gentong di pertigaan Desa Gelgel ini memang agak unik. Selain menyerupai gentong (tempat menampung air dari bahan gerabah), pada bagian tengah sisi atas permukaan batu ini juga berlubang, namun tidak terlalu dalam. Sampai saat ini, situs Batu Gentong tersebut amat dikeramatkan warga sekitar. Indikasinya, Batu Gentong ini diseli-muti saput poleng (kain putih-hitam), lengkap dengan tedung (payung sakral) di atasnya, dan selalu berisi canang pertanda disembahyangi secara Hindu. bahkan, ada palinggih (bangunan suci) di areal situs Batu Gentong.

Tidak ada yang tahu persis, bagaimana awal mula ditemukannya Batu Gentong yang dikeramatkan krama Desa Pakraman Gelgel dan sekitarnya ini. Berdasarkan cerita yang diwarisi secara turun temurun, Batu Gentong tersebut sudah sejak lama di sekitar lokasinya yang sekarang, tak jauh dari Kantor Kepala Desa Gelgel. 

Pada zaman Kerajaan Gelgel, kawasan sekitar Kantor Kepala Desa Gelgel ini merupakan Karang Kepatihan---jadi tempat tinggal patih kerajaan dan keluarganya. Di tempat inilah Patih Agung Kerajaan Gelgel kala itu, I Gusti Agung Maruti, diperkirakan tinggal bersama keluarganya. Sedangkan Istana Kerajaan (Keraton) Gelgel diperkirakan berada di sebelah selatan jalan, sekitar Pura Penataran Jero Agung sampai Banjar Jero Kapal, Desa Gelgel.

I Gustu Agung Maruta merupakan Patih Agung Kerajaan Gelgel di masa pemerintahan Raja Ida Dalem Dimade. Dalam sejarah disebutkan, Patih I Gusti Agung Maruti melakukan pembrontakan terhadap Raja Ida Dalem Dimade sekitar tahun 1686. 

Dari cerita yang diwarisi secara turun temurun, di atas Batu Gentong inilah I Gusti Agung Maruti kerap duduk. Batu Gentong menjadi kursi khusus bagi sang patih kerajaan. Nah, lubang dengan kedalaman sekepal pada batu gentong sengaja dibuat untuk memudahkan I Gusti Agung Maruti duduk. 

Keberadaan lubang untuk tempat duduk I Gusti Agung Maruti di Batu Gentong itu juga ada ceritanya. Menurut kisah, I Gusti Agung Maruti memiliki tulang belakang yang agak memanjang, sehingga menyerupai ekor. Nah, ekor ini pula yang diyakini sebagai kesaktian I Gusti Agung Maruti. 

Pada awalnya, I Gusti Agung Maruti bernama I Gusti Agung Widia. Namun, sebutannya kemudian menjadi I Gusti Agung Maruti. Sebutan ‘Maruti’ ini dipercaya ada keitannya dengan keberadaan ekornya. Dalam epos Ramayana, Maruti itu adalah Hanoman, tokoh kera putih sakti yang berkor panjang.

Menurut pangempon situs Batu Gentong di Desa Paklraman Gelgel, Jro Mangku Nengah Sudja, 66, kisah Batu Gentong yang diyakini sebagai tempat duduk I Gusti Agung Maruti sudah diwarisi secara turun-menurun dari para tetua setempat. Batu Gentong itu sendiri awalnya ditemukan tergeletak begitu saja. 

 

Bersambung...


Ditayangkan sebelumnya dari situs Nusabali
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait