Di Sini Rawan Kecelakaan, Ada Pohon Keramat Dihuni Duwe Dalem Ped

Di Sini Rawan Kecelakaan, Ada Pohon Keramat Dihuni Duwe Dalem Ped

DENPASAR - Bayu Supriatna (22) masih tergeletak di atas kasur RSUP Sanglah, Denpasar, Bali. Pria asal  Sukabumi, Jawa Barat, ini tampak belum sadarkan diri.

Selang oksigen masih melintang di bagian wajahnya setelah mengalami kecelakaan lalu lintas di Jalan Danau Tempe, Sanur, Denpasar, Selasa (22/9/2015), pukul 01.20 wita dini hari kemarin. Kecelakaan yang dialaminya terjadi pada pukul 01.20 Wita. Korban kemudian dibawa oleh pegawai BPBD ke UGD RSUP Sanglah. 

Bayu yang mengendarai sepeda motor Yamaha Byson terjatuh dan stang bagian kanannya membentur perut kanan  Bayu.

“Saya tidak tahu dia darimana, yang saya tahu dia baru pulang setelah pergi bersama teman-temannya,” ujar Abas, ayah Bayu yang masih setia menemani anaknya di UGD RSUP Sanglah,Denpasar, kemarin sore.

Luka di kepala, bahu, dan perut di sisi kanan tubuh korban cukup parah sehingga membutuhkan perawatan intensif. Selain itu, tangan kanan korban mengalami cedera dan memar.

“Namanya juga musibah, kita hanya pasrah dan mendoakan yang terbaik saja,” ujar Abas yang kesehariannya bekerja di Conatto itu.

Abas tidak menyangka Bayu mengalami kecelakaan begitu parah.

“Saya ditelepon kalau Bayu kecelakaan dan masuk UGD,” tutur Abas.

Ia bergegas dari rumahnya yang berada di Sesetan ke RSUP Sanglah dan berharap bahwa kondisi anaknya tidak parah. Pantauan Tribun Bali, kondisi jalan yang ditambal kapur itu menyebabkan permukaan jalan tidak rata.

Apalagi, ditambah dengan tidak adanya lampu penerangan jalan, membuat kondisi jalan yang bergelombang tak dilihat oleh para pengguna motor saat malam hari.

Terlebih, di sekitaran areal tersebut memang banyak terlihat kafe dan dua tempat lokalisasi.

“Kalau pagi, siang, dan sore enggak pernah ada yang kecelakaan atau jatuh. Kalau malam, terutama dini hari, baru sering. Penyebabnya karena di sini kan tidak ada lampu penerangan jalan. Mungkin pengendara yang baru pertama lewat enggak tahu ada jalan bergelombang sehingga mereka ngebut,” jelas Made Murni, pemilik warung yang berada di  sebelah lokasi jalan yang bergelombang itu saat dikunjungi Tribun Bali.

Murni yang ditemani saudaranya mengungkapkan bahwa memang jalan di sebelah warungnya itu sering ada yang terpeleset. Sebelumnya, hampir dua hari sekali ada saja pengendara yang terpental akibat jalan yang bergelombang. Namun, kata dia, tidak semua kondisinya kritis.

Sesuai data yang diperoleh di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar, per bulan, rata-rata ada satu orang yang mengalami kritis akibat jatuh di sana.

“Kalau kami hanya menangani yang jatuhnya parah saja. Kalau yang lecet-lecet biasa, warga sekitar yang menolong. Sesuai data kami, sejak 1 Januari sampai 21 September  2015, ada tujuh orang yang mengalami kritis,” ungkap Ida Ayu Gede Yuni Kartika, Staf Administrasi Ambulan, BPBD Kota Denpasar saat ditemui di kantornya kemarin siang.

Ada yang aneh di setiap peristiwa kecelakaan yang terjadi di Jalan Danau Tempe, Sanur, Denpasar.

Setiap pengendara yang jatuh di sana ternyata tak jauh dari lokasi sebuah pohon besar yang terdapat sebuah pelinggih dan dikelilingi kain berwarna hitam putih atau poleng.

Pengendara yang melintas disarankan permisi dengan cara membunyikan klakson.

Made Murni, pemilik warung yang berjualan di sebelah pohon itu sempat menuturkan kepada Tribun Bali bahwa ada duwe yang melinggih di sana.

Namun, sayang, ketika Tribun Bali ingin menggali informasi lebih dalam, saudara Murni yang sebelumnya bercakap-cakap denganTribun Bali malah kerauhan.

Ia berteriak dan bergumam dengan bahasa yang aneh sambil menarik jemari tangannya. Melihat kondisi tersebut, sontak saja Murni beserta saudara-saudaranya langsung kaget dan mengambil tirta (air suci) lalu dipercikkan ke arah saudaranya yang kerauhan.

Tak lama kemudian, saudara Murni yang kerauhan itu tersadarkan kembali dan sontak tergeletak lemas di lantai warung itu.

“Saya tidak tahu kenapa saudara saya begitu. Yang jelas, di sini memang ada pelinggih,” ujar Murni

Sebelum kerauhan, saudara Murni yang sempat bercakap-cakap dengan Tribun Bali  menyebut bahwa ada Ida Bhatara Dalem Pedyang melinggih di pohon tersebut.

“Di sini memang tenget. Makanya kami bangun pelinggih di sebelahnya. Dulu sebelum itu, sering ada yang meninggal kalau jatuh di sebelah pohon. Setelah dibangun pelinggih dan kami kasih sesajen setiap hari tidak ada yang meninggal lagi,” pungkas Murni kepada Tribun Bali.  

Aparat Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar belum dapat dikonfirmasi terkait kondisi Jalan Danau Tempe karena telah menelan banyak korban yang melintasi jalan itu. (*)


Ditayangkan sebelumnya dari situs tribunbali
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait