‎BPJS Ketenagakerjaan Denpasar Akui Kalau Peserta Pekerja Non Formal Masih Minim

‎BPJS Ketenagakerjaan Denpasar Akui Kalau Peserta Pekerja Non Formal Masih Minim

Kabardewata - BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Denpasar, menargetkan kepesertaan naik hingga 20 persen pada 2016. Kenaikan target ini, seiring dengan upaya menaikkan kepesertaan pekerja non formal di Denpasar dan Bali.

Tonny Isprijanto selaku Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Denpasar, kepesertaan pekerja non formal masih sangat minim di Denpasar dan Bali. “Jadi untuk kepesertaan yang formal sekarang di Denpasar terdaftar 220 ribu peserta aktif. Sedangkan informal sampai dengan 2015 yang aktif baru 10 ribu saja,” katanya saat ditemui di stand BPJS Ketenegakerjaan di Denpasar Expo, Lumintang.

Namun dari angka 10 ribu peserta non formal ini, hanya 3.000 peserta yang membayar iuran hingga Desember 2015, sisanya 7.000 peserta tidak membayar iuran.

Untuk kasus ini, Tonny mengaku akan mendalami alasan peserta informal di lapangan. Namun prediksinya, putusnya iuran dikarenakan beberapa hal, seperti bangkrut atau tidak ada penghasilan. “Dari 4,5 juta angkatan kerja di Indonesia dan 230 ribunya merupakan peserta BPJS Ketenagakerjaan di Denpasar baik dari sektor formal dan informal,” katanya. 

Ia mengakui dari sisi informal, masih banyak peserta yang belum mendapatkan informasi mengenai BPJS Ketenagakerjaan.  Sehingga pihaknya akan rutin melakukan sosialisasi baik ke kecamatan, kelurahan dan pembinaan beberapa kader di desa untuk melakukan sosialisasi kepada pengusaha dan tenaga kerja yang sifatnya mandiri.

Untuk peserta yang tidak konsisten membayar iuran ini, akan diberikan waktu untuk difollow-up lagi. Namun apabila dinyatakan tidak membayar lebih dari 3 bulan, maka BPJS Ketenagakerjaanya bisa dibekukan. “Kalau tidak membayar iuran, otomatis secara sistem dinyatakan non aktif dan haknya akan hilang. Apabila ada kasus, dia tidak akan ditanggung oleh BPJS Ketenagakerjaan. 

Hingga peserta aktif kembali dengan membayar iuran,” katanya. Untuk menggaet peserta informal di Bali, pihaknya akan mendatangi kantong-kantong potensi pekerja informal di Denpasar. Kebanyakan peserta ini berprofesi sebagai pedagang di pasar, bekerja di bidang pariwisata seperti Money Changer di Sanur.

“Jadi kayak pedagang di sepanjang jalan itu, kami terus melakukan pendekatan terhadap mereka. Kami juga melakukan sosialisasi dengan pemuka adat, kalau pedagang di pasar, kami kerjasama dengan PD Pasar dan kami lakukan sosialisasi di beberapa pasar, dengan adanya program grebeg pasar termasuk di mall juga,” katanya. 


Ditayangkan sebelumnya dari situs redaksi
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait