Bangli Diharapkan Kerja Keras Tata Wilayah Kintamani

Bangli Diharapkan Kerja Keras Tata Wilayah Kintamani

Kintamani mempunyai potensi yang besar di bidang pariwisata dengan  hawa sejuk , panorama alam indah dan sejumlah fasilitas pariwisata pendukungnya. Gubernur Bali, Made Mangku di Pastika Denpasar mengatakan , “Di sana ada danau dan gunung Batur, ada Museum Geopark juga yang merupakan museum geologi terlengkap di Indonesia. Jadi itu sudah modal awal bagi kita kembangkan potensi di sana,” imbuhnya. Menurutnya, Kintamani merupakan salah satu destinasi wisatawan baik lokal maupun mancanegara di Bali. Namun, disayangkan beberapa faktor telah mengurangi nilai estetika di kecamatan itu. 

Selain masalah lingkungan, penataan yang kurang bagus hingga sampah, Pastika juga menilai dari karakter sumber daya manusianya yang juga perlu diperbaiki. Menurutnya, hingga saat ini masih banyak pedagang di kawasan itu memberikan kesan tidak nyaman bagi wisatawan. “Mereka masih ngejar-ngejar, itu sangat menganggu dan sudah banyak yang mengeluh, saya minta diuru dengan serius itu. Kasi aja sosialisasi,” ungkapnya. 
Dengan masuknya Batur dan sekitar sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) berdasarkan PP 50 tahun 2011, seharusnya Pemkab Bangli tidak bingung lagi mencari data untuk menata kawasan itu. “Pusat punya duit banyak dan kebetulan dialokasikan juga untuk di sana, jadi manfaatkan itu, nati saya bantu ngomong ke Kementrian,” tambahnya. Mengenai penggunaan dana KSPN, Pastika menilai seharusnya perencanaan di kawasan itu dijalankan secara bottom up, bukan menunggu atau Top Down.

 Yang mengerti tentang permsasalahan Kintamani adalah Pemkab Bangli, jadi seharusnya Bupati dan jajarannyalah yang membuat perencanaan dan diajukan ke pusat. “Jadi bukan kementrian yang ngasi duit bikin perencanaan di sana, dan kita tinggal jalankan. Mereka kan tidak tahu masalah krusial yang dihadapi di sana,” tegasnya. 
Sementara Bupati Made Gianyar menurutnya Kintamani menjadi fokusnya di 100 hari pertama masa pemerintahannya. Beberapa langkah yang akan diambil adalah menata pintu masuk kawasan Kintamani diantaranya dengan mengubah sistem retribusi disana, performa tukang pungut retribusi juga akan diubah. “Ke depan akan kita minta mereka menggunakna baju adat Bali,” imbuhnya.
 Dia juga menjabarkan akan merelokasi pedagang-pedagang yang mengganggu ketertiban umum, baik pedagang yang berjualan di trotoar dan di depan gua hingga pedagang acung. Sosialisasi dan pelatihan juga akan diberikan untuk para pedagang itu, hingga ke depan tidak ada lagi pemaksaan kepada para wisatawan. Selain itu, dia juga menambahkan bahwa jalan raya di Kintamani pada tahun 2018 akan diperuntukkan hanya untuk Wisatwan dan penduduk setempat saja. Sementara bagi mereka yang ingin melakukan perjalanan ke daerah Buleleng akan dialihkan ke daerah Bayung Gede. Hal itu diharapkan bisa mengurai kesemrawutan di sana. 

Sementara itu mengenai galian C, Bupati Made Gianyar juga meminta petunjuk Gubernur Pastika. Untuk sementara pihaknya akan memberlakukan sistem one way bagi truk pengangkut pasir. “Truk yang ingin turun bisa melalui penelokan, dan jalur naik harus melalui Culali yang aspalnya masih rusak, dan itu sudah disosialisasikan juga ke koren dan polres,” jelasnya. Untuk penyelesaian jangkan panjang, dia masih menunggu arahan Gubernur Pastika.
Mengenai masalah galian C, Pastika kembali menegaskan bahwa itu adalah ranah provinsi. Menurutnya ke depan sudah tidak boleh lagi ada galian C karena sudah diatur oleh Undang Undang. “Jadi untuk teknisnya biar Pemprov yang mengurus. Dan saya apresiasi langkah Pemkab Bangli yang sudah berupaya menyelesaikan,” tandasnya


Ditayangkan sebelumnya dari situs Redaksi
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait