9 Tari Bali Bakal Jadi Warisan Budaya Dunia, Besok Berangkat ke Namibia

9 Tari Bali Bakal Jadi Warisan Budaya Dunia, Besok Berangkat ke Namibia

Pemerintah Provinsi Balimenyiapkan dengan matang rencana untuk mementaskan sembilan tarian Bali dalam sidang UNESCO di Namibia, Afrika, 1-2 Desember mendatang.

Sembilan tarian tersebut akan dipatenkan sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda oleh UNESCO, yang merupakan Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha mengatakan, pihaknya tak ingin kecolongan lagi dengan kasus tari Pendet yang diklaim oleh Maysia pada tahun 2009.

Saat itu tari Pendet dijadikan sebagai iklan promosi kunjungan ke Malaysia “Visit Malaysia Years” sehingga sempat membuat heboh pariwisata Indonesia khususnya Bali.

Menurut Dewa Beratha, banyak keuntungan yang bisa diperoleh jika sembilan tarian ini dipatenkan menjadi warisan budaya dunia oleh UNESCO.

“Setelah dipatenkan nanti, jika ada negara lain mengklaim ataupun dipentaskan di negara lain kita bisa mengajukan banding karena ini merupakan tarian Bali. Selain itu kita akan mendapatkan keuntungan secara ekonomi dari hasil banding tersebut,” ujar Dewa Beratha di Denpasar, Bali, Kamis (26/11/2015). 

Sembilan tari Bali yang diusulkan untuk mendapatkan penetapan sebagai Warisan Budaya Dunia adalah Tari Barong Ket, Tari Joged, Tari Legong Kraton, Drama Tari Wayang Wong, Drama Tari Gambuh, Topeng Sidakarya, Baris Upacara, Tari Sanghyang, dan Tari Rejang.

Sebelum berangkat ke Namibia, rencananya akan dilakukan gladi resik pada pukul 09.00 Wita, Jumat (27/11/2015) hari ini, di Gedung Art Centre, Denpasar.

“Nanti pada saat sidang penetapan UNESCO yang ditetapkan di Namibia, kita persiapkan tiga orang penari secara bersamaan untuk menarikan tarian dalam waktu enam menit,” jelas Dewa Beratha.

Tiga penari itu akan membawakan sembilan tari Bali yang sebelumnya telah dilatih oleh Prof I Wayan Dibia, Guru Besar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. 

“Tentunya ini memerlukan keahlian dari Prof Dibia untuk mengemasnya, nanti tim delegasi akan berangkat pada tanggal 28 dan sampai di sana pada tanggal 1-2 Desember 2015,” ujar Dewa Beratha.

Dalam sidang UNESCO tersebut, delegasi Indonesia akan dipimpin oleh Duta Besar Indonesia untuk UNESCO.

Selain itu juga dihadiri perwakilan Kementerian Luar Negeri dan Dirjen Kebudayaan.

Dewa Beratha sangat optimistis kesembilan tarian Bali tersebut akan ditetapkan menjadi Warisan Budaya Dunia dalam sidangUNESCO. Peluangnya bahkan 98 persen.

"Berdasarkan hasil rakor dengan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, dijelaskan bahwa sesungguhnya itu (sembilan tarian) sudah masuk `list`, jadi tinggal ketok palu dan kesepakatan anggota UNESCO," ungkapnya.

Pandangan senada juga disampaikan budayawan Prof Dr I Made Bandem.

Dia optimistis sembilan tari tradisi Bali itu bisa mendapatkan pengakuan dari UNESCO.

"Yang menguatkan pengusulan kita di UNESCO adalah sudah ada komitmen dari pemerintah pusat, khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang sudah menetapkan kesembilan tarian itu sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia," katanya.

Lewat penetapan itu, ucap dia, menjadi jaminan bagi UNESCObahwa tari yang diusulkan akan tetap hidup karena dipelihara dan dibina oleh pemerintah serta bisa mendapatkan pendanaan dari pemerintah, di samping masyarakat pasti tetap akan melestarikannya dalam bentuk berbagai kegiatan ritual.

Beberapa tarian itu juga bisa muncul dalam Pesta Kesenian Bali(PKB) sehingga otomatis bisa memberikan pembinaan pada tarian tersebut.

Apalagi ditambah sektor pariwisata yang juga memberikan stimulan terhadap keberadaan tari Bali.

"Jika dipadukan ketiga unsur pendukung itu, maka saya optimistis bisa mendapatkan dana untuk keberlangsungan tarian tersebut. Hal itulah akan memberikan keyakinan yang tebal pada sidang pleno UNESCO untuk memberikan pengakuan pada tari Bali," ucap Bandem yang sedari awal sudah menjadi konsultan pengajuan sembilan tari itu.


Ditayangkan sebelumnya dari situs tribunnews
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait