‎Pertumbuhan Proparti di Bali Alami Titik Jenuh

‎Pertumbuhan Proparti di Bali Alami Titik Jenuh

Ketua Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (Arebi) Bali, I Putu Subada kepada wartawan, di Denpasar, mengakui terjadi pelambatan pertumbuhan sektor properti sejak tahun 2014 dan puncaknya ditahun 2016. Menurutnya kondisi itu disebabkan banyak faktor, diantaranya kejenuhan pasar dan tingginya harga properti di Bali. Padahal, sebagian besar pemilik dana membeli properti di Pulau Dewata sebagai bentuk investasi.

Pelaku usaha properti Pulau Dewata tahun 2016 tampaknya harus gigit jari. Pasalnya, kurva pertumbuhan sektor properti Bali tahun ini menunjukkan kecenderungan negatif.

"Nah makanya kami menyarankan, kepada developer untuk me-resize unitnya, sehingga harga jual pun terkejar," ucapnya.

I Putu Subada menyampaikan, kelesuan itu terjadi untuk properti baru dengan harga diatas Rp. 1 miliar. Menurutnya kalangan pekerja mayoritas menyasar unit tidak lebih dari Rp. 500 juta.

Ditanya proyeksi tahun 2017, ia mengaku pihaknya optimis dalam memandang perkembangan properti tahun depan. Alasannya, beberapa momentum yang selama ini memberikan sentimen negatif pasar, seperti Pilkada serentak dan finalisasi tax amnesty berakhir di tahun 2017. Perkembangan positif itu diprediksi terjadi mulai triwulan kedua tahun depan.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait