Pertumbuhan Ekonomi Bali Masih Positif

Pertumbuhan Ekonomi Bali Masih Positif

Provinsi Bali masih dapat tumbuh mencapai 6,04% (yoy) pada triwulan I 2016, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,96% (yoy), dan jauh diatas nasional yang sebesar 4,92% (yoy) di periode yang sama.

Dari sisi permintaan, peningkatan tersebut didorong oleh peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga, PMTB (investasi), dan meningkatnya kinerja ekspor luar negeri. Sementara, dari sisi penawaran, peningkatan kinerja beberapa lapangan usaha yang memiliki share besar terhadap perekonomian Bali, yaitu Perdagangan Besar dan Eceran, Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum, Transportasi, Konstruksi, Jasa keuangan, Jasa kesehatan dan Kegiatan Sosial mendorong peningkatan perekonomian pada triwulan I 2016.

Dari sisi perkembangan harga, sejalan dengan nasional, inflasi di Provinsi Bali pada April 2016 menunjukkan perkembangan positif. Inflasi di Provinsi Bali pada April 2016 tercatat sebesar 2,96% (yoy), lebih rendah dibanding Maret 2016 yang sebesar 3,59% (yoy). Bank Indonesia memperkirakan bahwa inflasi sepanjang tahun 2016 akan terjaga pada kisaran 4%±1%(yoy).

Berdasarkan hasil survei dan data-data yang kami peroleh, perekonomian Bali pada triwulan II 2016, diperkirakan akan tumbuh positif di kisaran 6,06%-6,46%(yoy) dan untuk keseluruhan tahun 2016, ekonomi Bali diperkirakan akan tumbuh dalam kisaran 6,08%- 6,84%(yoy).

Manurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati, di Denpasar, dari sisi permintaan, peningkatan tersebut didorong oleh peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga, PMTB (investasi), dan meningkatnya kinerja ekspor luar negeri. Sementara, dari sisi penawaran, peningkatan kinerja beberapa lapangan usaha yang memiliki share besar terhadap perekonomian Bali, yaitu Perdagangan Besar dan Eceran, Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum, Transportasi, Konstruksi, Jasa keuangan, Jasa kesehatan dan Kegiatan Sosial mendorong peningkatan perekonomian pada triwulan I 2016.

Sementara itu, komitmen Pemerintah Daerah dalam mendukung pembangunan perekonomian, terutama pembangunan infrastruktur diperkirakan akan mendorong akselerasi peningkatan kinerja konsumsi pemerintah dan investasi.Sejalan dengan itu, peningkatan kinerja investasi juga didorong oleh optimisme pelaku usaha seiring dengan tendensi penurunan suku bunga kredit perbankan (investasi dan modal kerja) di Provinsi Bali, menuju suku bunga single digit sebagai respon terhadap penurunan suku bunga BI Rate. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) juga mengkonfirmasi perkiraan perbaikan perkembangan investasi dari sebesar -2,82% (SBT) menjadi sebesar -1,66% (SBT). 

Dari sisi penawaran, perkiraan peningkatan perekonomian, bersumber dari perkiraan peningkatan kinerja lapangan usaha pertanian seiring dengan dukungan program pengembangan peningkatan produktivitas pertanian oleh Pemerintah, serta perkiraan peningkatan kinerja industri pariwisata dan industri pengolahan. Industri pariwisata diperkirakan mengalami peningkatan seiring dengan upaya pemerintah dalam me-rebranding dan mempromosikan Provinsi Bali sebagai destinasi pariwisata. Sementara, perkiraan peningkatan industri pengolahan didorong oleh upaya pelaku usaha dalam meningkatkan akses pasar dengan mengembangkan alternatif segmen pasar baru (domestik dan ekspor).

Perkembangan perkonomian Bali tersebut, juga didukung oleh Stabilitas Keuangan di Provinsi Bali, yang masih solid. Hal ini tercermin dari indikasi masih kondusifnya fungsi intermediasi perbankan indikator perbankan, dimana Loan to Deposit Ratio (LDR) meningkat dari 80,39% pada April 2015, menjadi 82,62% di April 2016. Tingkat kualitas kredit yang terjaga pada level yang aman, dengan NPL sebesar 2,60%. Pertumbuhan kredit dan DPK, juga turut mendukung perkembangan kinerja positif perbankan. Hal ini terlihat dari kredit yang masih tumbuh sebesar 9,71% (yoy) dan DPK yang tumbuh sebesar 6,40% (yoy) pada April 2016.

Sejalan dengan perkembangan perbankan nasional, perkembangan kredit produktif perbankan Bali (modal kerja dan investasi) pada periode April 2016 tercatat sebesarRp 44,48 triliun atau tumbuh sebesar 7,55% (yoy), melambat dibandingkan April 2015 yang tumbuh sebesar 15,77% (yoy). Namun dalam trend yang mulai meningkat pada triwulan berjalan. Hal ini searah dengan membaiknya ekspektasi pelaku usaha terhadap perkiraan peningkatan kinerja ekonomi ke depan, sehingga mendorong pelaku usaha untuk meningkatkan kapasitas usahanya yang akan menjadi salah satu peluang perbankan dalam melakukan ekspansi kredit.


Ditayangkan sebelumnya dari situs redaksi
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait