Wisatawan Tiongkok Meningkat, STP Bali Kesulitan Dosen Pengajar Bahasa Mandarin

Wisatawan Tiongkok Meningkat,  STP Bali  Kesulitan Dosen Pengajar Bahasa Mandarin

Adanya peningkatan kedatangan tamu Tiongkok, juga diakui oleh Direktur Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Nusa Dua, Dewa GN Byomantara ditemui terpisah di sela-sela pertemuan Menparekraf dengan Ikatan Orang Tua Alumni.

Namun untuk saat ini Byomantara mengaku masih mengalami kesulitan dalam mendatangkan dosen pengajar bahasa mandarin, padahal minat mahasiswa sangat besar menekuni bahasa tersebut karena melihat potensi minimnya guide bahasa mandarin.

 "Terus terang kami masih mengalami kesusahan dalam mencari guide-guide dalam berbahasa mandarin. Kita sudah pernah mendatangkan dosen bahasa mandarin tersebut, tapi itu hanya bertahanan 3-4 tahun. Sebab dirasa kurang menjanjikan jika menjadi seorang dosen ketimbang menjadi pengusaha dan bidang yang lain," terang Byomantara.

Lanjut Byomantara, sampai saat ini STP sendiri masih belum bisa mensuplai tenaga pengajar, terutama dalam guide bahasa mandarin. "Kami masih terkendala dalam mencari dosennya karena masalah fee, karena standar fee yang ditetapkan mereka (tenaga pengajar,red) terlalu tinggi dibandingkan standar yang bisa dikeluarkan.

Karena berada dibawah naungan pegawai negeri, hal tersebut yang membuat kita tidak mampu untuk memberikan insentif dalam memberikan penghargaan kepada para pengajar tersebut," papar Byomantara.

Dari badan pengembangan sumberdaya Kementrerian Pariwisata, dikatakan Byomantara juga telah melakukan loby-loby dengan kedubes Cina dan beberapa lembaga pendidikan di cina. Ada beberapa lembaga yang sudah menjalin kerjasama dengan STP. Dari janjinya, mereka sudah menyanggupi untuk membantu mengajar bahasa Mandarin. Namun lagi-lagi permasalahan ekonomi masih menjadi kendala.

"Dari segi pelayanan cross understanding, sudah kami lakukan terobosan dengan mengirim salah satu dosen kami untuk bisa mempelajari lebih detail karakteristik tamu Cina Tiongkok. Hal tersebut sangat bermanfaat untuk bisa disharing kepada mahasiswa, agar mereka lebih siap dalam menerima dan memberikan pelayanan terbaik kepada tamu Cina Tiongkok. Kami ingin sekali untuk membuat language center bahasa Mandarin,imbuh" Byomantara

Komentar (1)
September 20, 2020 pada 05:45pm

Kepada Yth., Bapak/Ibu Direktur/Rektor STP Nusa Dua Bali,
Dengan hormat, saya sampaikan bahwa sekitar 6-7 tahun yang lalu, saya pernah kirim Surat Perkenalan & Melamar guna mengajar Bahasa Mandarin di STP Nusa Dua Bali, namun saya mendapat surat balasan dari Bapak/Ibu yang waktu itu menyatakan bahwa STP Nusa Dua Bali belum ada Program Studi Bahasa Mandarin. Lalu Sekitar 4 tahun lalu, saya pindah tinggal di Bali dan mendapatkan KTP Denpasar Bali, waktu itu sedang ramai-ramainya wisatawan Tiongkok datang ke Bali. Saya dapat mengajar Bahasa Mandarin di : (1) Kursus Bahasa Mandarin; (2) Universitas Mahendradatta Jl. Ken Arok; (3) Politeknik International Bali di Pantai Nyanyi. Saya malas kontak STP Nusa Dua Bali sebab menurut penilaian saya bahwa Top Management Nusa Dua Bali kurang memiliki Visioner.
Semasa Pandemi Global Covid-19 : Saya masih mengajar Bahasa Mandarin secara Online di Politeknik International Bali, saat ini masih ada waktu luang untuk mengajar secara Online bagi STP Nusa Dua Bali apabila Top Management sudah memiliki Visioner, bisa kontak ke email ini, sebab Hp. saya sedang rusak.
Nama saya : Wijaya Purna Chandra Lie, Lahir : Kota Padang, 17 April 1951. Lulusan University of Jinan Guangzhou, The People Republic of China, Program Study : Pendidikan Bahasa Tionghoa/Mandarin & Sastra Tionghoa.
Dari Palembang hingga Bali, saya telah mengajar Mandarin selama 25 tahun di : SD, SMP, SMA, SPH, Univ. PGRI, Politeknik Darussalam Palembang, Kursus2.
Terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait