Villa di Bali Mampu Datangkan Wisatawan High Class

Villa di Bali Mampu Datangkan Wisatawan  High Class
Keberadaan villa di Bali bisa dibilang memiliki andil yang cukup besar dalam meningkatkan pendapatan daerah Bali. Pasalnya, dengan adanya villa di Bali mampu mendatangkan wisatawan yang high class. Itu berarti, wisatawan yang datang ke Bali tidak hanya berasal dari wisatawan dengan budget rendah. Seperti yang diungkapkan Ketua Bali Villa Association (BVA) Bali, Jero Mangku Wayan Suteja disela-sela jumpa pers bertepatan Hut BVA Bali ke-8 tahun, baru-baru ini di Seminyak
 
" Kontribusi villa sangat besar dengan mendatangkan tamu high class dengan harga berkisar Rp 3,5 juta sehari tapi kalau hotel dapat Rp 500 ribu yang berbintang, " ungkapnya.
 
Menurut Suteja, masing-masing villa dengan 30 unit kamar dalam sebulan memberikan kontribusi pajak senilai Rp 130 juta. Dari 82 villa yang tergabung dalam BVA jika dirata-ratakan kontribusi pajaknya di atas Rp 11 juta per unit kamar per bulan.
 
" Pajak untuk per 1 unit usaha (villa-red) berkisar Rp 40 hingga Rp 100 juta tergantung jumlah kamar. Kalau jumlah kamarnya di atas 20 kamar dengan tingkat hunian 80 persen dengan sewa 200 dolar bisa memberikan kontribusi pajak Rp 40 juta sampai Rp 75 juta per bulan. Kalau harga sewanya Rp 3 juta sehari dengan jumlah unit kamar 20 itu berarti pajaknya mencapai Rp 100 juta per bulan, " papar pria asal Bangli ini.
 
Lama tamu menginap di villa kata dia 3,8 malam jika dibulatkan menjadi 4 malam. " Angka sewa per malam bahkan ada 100 ribuan dolar, tentu jumlah unitnya tidak bisa banyak paling banter 11 unit. Tapi ada juga dengan rata-rata rate-nya 90-200 dolar per malam. Kalau biaya operasional villa  50 persen dari total income dan pajak 10 persen, " sebut Suteja.
 
Lebih lanjut pihaknya mengatakan tamu asal  Australia untuk tahun ini masih menduduki posisi tertinggi pengguna jasa villa disusul Tiongkok, Jepang dan Korea. Pihaknya memprediksi untuk tingkat hunian villa di tahun 2015 mendatang posisinya masih seperti sekarang yakni minimal 70 persen. " Karena invest villa padat modal, kembali modal di atas 20 tahun. Apalagi harga tanah setiap minggu naik, itu membuat investor enggan invest villa, " ujarnya
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait