Status Awas Gunung Agung Kemenpar Nyatakan Pariwisata Bali Normal

Status Awas Gunung Agung Kemenpar Nyatakan Pariwisata Bali Normal

Kementerian Pariwisata akan membangun Posko Informasi Terintegrasi. Deputi bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara pada Kementerian Pariwisata, Prof I Gede Pitana usai rapat koordinasi di Kantor Dinas Pariwisata Provinsi Bali, baru-baru ini menjelaskan, posko itu akan merilis informasi resmi soal Gunung Agung kepada seluruh negara. Harapannya official statement itu menjadi rujukan bagi para calon wisatawan mancanegara.

Kementerian Pariwisata menyatakan secara umum pariwisata di Bali hingga saat ini masih normal meskipun terjadi peningkatan aktivitas Gunung Agung di Kabupaten Karangasem yang berstatus awas.

"Pariwisata masih normal makanya kami perlu mengedukasi dan memberikan informasi sebenarnya," ungkapnya.

Pitana mengatakan indikasi tersebut terlihat dari tidak adanya penurunan jumlah kedatangan penumpang khususnya internasional di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai begitu pula tidak adanya eksodus dari wisatawan asing.

Menurut dia, pihaknya melalui posko terintegrasi dengan Dinas Pariwisata akan mengeluarkan rilis atau pernyataan setiap hari terkait informasi Gunung Agung pada laman Kementerian Pariwisata.

"Jika keadaan memang memerlukan, kami bisa mengeluarkan pernyataan resmi perkembangan setiap enam jam, tiga jam atau bahkan tiap jam," ucapnya.

Pihaknya juga akan melakukan pendekatan kepada pihak luar negeri dengan komunikasi yang jujur dan bertanggung jawab serta memberikan data akurat dan terbaru berdasarkan fakta ilmiah yang didapatkan dari sumber resmi seperti BNPB.

Langkah lainnya dilakukan dengan memanfaatkan 19 kantor perwakilan pariwisata di luar negeri untuk menyampaikan informasi akurat kepada mitra kerja dan pemerintah terkait Gunung Agung.

Hal tersebut untuk menyikapi informasi bohong atau "hoax" yang belakangan marak bermunculan menyangkut status awas Gunung Agung.

Pitana mengakui ada beberapa pembatalan yang diajukan oleh wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Bali namun jumlahnya masih relatif kecil.

"Tugas kami menyampaikan informasi yang benar, akurat dan terbaru sehingga kalau toh mereka `cancel` itu berdasarkan pemahaman yang benar, bukan `cancel` karena panik atas berita tidak bertanggung jawab," ucapnya.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sebelumnya telah mengeluarkan rekomendasi untuk daerah tidak aman berjarak sembilan kilometer dari kawah puncak Gunung Agung dan ditambah perluasan sektoral sejauh 12 kilometer.

Untuk itu Pitana mengatakan wisatawan perlu diberikan pemahaman dan penanganan terkait risiko karena di luar kawasan tersebut pariwisata di Bali masih aman.

Sebanyak 10 bandara alternatif telah disiapkan untuk mengantisipasi apabila terjadi erupsi yakni Bandara Juanda-Surabaya, Sultan Hasanuddin-Makassar, Bandara Lombok Praya, Adisoemarmo-Solo, Pattimura-Ambon, Blimbingsari-Banyuwangi, Sepinggan-Balikpapan, Bandara Kupang, Sam Ratulangi-Manado, dan Soekarno-Hatta Jakarta.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan. Kami pasti melakukan mitigasi, membuat wisatawan tetap tidak terganggu kenyamanannya," katanya.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait