Menpar Arief Yahya Datangi Bebek Timbungan, Bisnis Kuliner Menggiurkan

Menpar Arief Yahya Datangi Bebek Timbungan, Bisnis Kuliner Menggiurkan

Menteri Pariwisata, Arief Yahya meresmikan Bebek Timbungan Balinese Heritage Cuisine, di Kuta, Minggu (17/2/2019). Turut hadir Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Ketua Bali Tourism Board (BTB), Ida Bagus Agung Partha Adnyana, dan Ketua DPD Asita Bali, I Ketut Ardana dalam peresmian tersebut.

Arief Yahya dalam kesempatan itu menyampaikan, bisnis kuliner di Indonesia saat ini sangat menggiurkan. Bahkan dari sisi pariwisata dan ekonomi kreatif, kuliner dikatakan menempati posisi yang sangat penting. Di sektor pariwisata, porsi kuliner diangka 30 - 40% untuk minat wisatawan. Sedangkan ekonomi kreatif, sektor kuliner mengambil porsi 40%, disusul fashion 20%, dan 15% kerajinan tangan. 

"Kuliner itu bisnis yang sempurna. Karena ukurannya (potensi, red) besar, 40 persen. Tumbuhnya besar, kebersinambungannya. Dan yang ketiga keuntungannnya juga besar, spreadnya," ungkapnya.

  Ditengah potensi tersebut, kuliner Indonesia juga harus menghadapi tantangan besar. Tantangan terbesar menurut Arief adalah belum adanya identitas masakan nasional yang spesifik dikenal hingga mancanegara. "Ada tiga yang yang sedang kita kerjakan.

Yang pertama Indonesia belum memiliki national food. Karena kalau saya tanya semuanya diantara kita apa national food kita, jawabannya tidak akan merata. Sementara kalau saya tanya apa national food Malaysia, nasi lemak, semua sepakat, sudah kan," papar menteri asal Banyuwangi, Jawa Timur tersebut. 

"Tetapi akhirnya telah ditetapkan oleh Bekraf bahwa national food kita adalah Soto. Sementara Kemenpar menetapkan lima, nomor satu satu soto, nomor dua sate, nomor tiga nasi goreng, nomor empat gado-gado, dan nomor lima yang terbaik sebenarnya adalah rendang, jadi lima itu," imbuhnya. 

Selain menetapkan lima national food, Kementerian Pariwisata juga akan menunjuk destinasi kuliner tingkat dunia. Arief mengakui, saat ini pihaknya tengah melakukan sertifikasi tiga destinasi kuliner di Indonesia. Tiga destinasi itu meliputi Ubud (Bali), Bandung, serta Joglo Semar (Jogja, Solo, dan Semarang).

"Dan PR ketiga kita adalah Indonesia tidak memiliki banyak restoran diluar negeri. Oleh karenanya yang bisa lakukan adalah membranding 100 restoran kita yang ada di luar negeri. Jadi kalau ada rekan-rekan disini yang mempunyai restoran di luar negeri nanti akan dibantu Kemenpar dalam hal promosinya.

Jadi tiga yang kita lakukan. Jadi satu menetapkan national food, yang kedua membuat destinasi kuliner tingkat dunia di Indonesia, dan yang ketiga membranding 100 restoran kuliner di luar negeri," pungkasnya

Sebelumnya bebek timbungan ini adalah salah satu menu kuno, jadi menu warisan khusus Bali, dan dulunya itu zaman diawalnya, ini jadi ada literatur kunonya itu juga ada namanya manuskrip dharma caruban. Nah disana disebutkan bahwa bebek timbungan ini adalah salah satu hidangan terkuno yang dihidangkan di upacara-upacara khusus pada zamannya, dan hanya bisa dinikmati oleh keluarga kerajaan.  

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait