Kawasan Pariwisata Terpadu Nasional The Paradise of the South

Kawasan Pariwisata Terpadu Nasional The Paradise of the South

Kementerian Pariwisata mendukung pengembangan lokasi wisata untuk dikembangkan, berbagai upaya dan usaha dilakukan agar tingkat kunjungan wisman dan wisnus meningkat dan mencapai target jumlah kunjungan. Salah satu kawasan ekonomi khusus yang kini mendapat perhatian adalah Kawasan Wisata Mandeh,  lokasi ini merupakan bagian dari Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) Pesisir Selatan.

Kawasan Mandeh berupa teluk yang ditutupi oleh jajaran pulau-pulau kecil dan berposisi melingkar, seolah-olah seperti Danau Laut (Sea Lake), membuat perairan lautnya relatif tenang dan kaya akan terumbu karang serta hutan bakau yang masih lestari, sehingga kawasan Mandeh dikenal dengan julukan “The Paradise of the South“.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengatakan, bahwa Mandeh sebagaimana ditetapkan dalam PP No 50/2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025 merupakan  bagian dari kawasan yang dirancang untuk berkontribusi terhadap kepariwisataan nasional. “Zona Pariwisata Bahari Khusus dengan konsep diperuntukan untuk segmen wisatawan tertentu (minat khusus), diperlukan pembatasan jumlah pengunjung untuk kemudahan pengelolaan, aspek keselamatan dan keamanan pengunjung menjadi hal yang sangat mutlak,” ujar Menpar, Arief Yahya.

Berbagai rencana pengembangan pariwisata disekitar Mandeh akan dilakukan, antara lain : Zona pariwisata Bahari Rekreatif yang dapat diakses oleh seluruh segmen pasar dan merupakan pusat konsentrasi pelayanan pengunjung yang terlayani angkutan umum; Zona Pariwisata Bahari Rekreasi- Edukasi yang dapat diakses oleh seluruh segmen pasar, merupakan pusat pelayanan informasi pariwisata dengan pembatasan jumlah pengunjung untuk kegiatan-kegiatan tertentu sehingga aspek kenyamanan dan kepuasan wisatawan menjadi hal yang sangat penting; serta penerapan konsep Pariwisata Syariah.

Nantinya, pengembangan pariwisata Mandeh akan dilaksanakan dalam beberapa tahap, antara lain : Tahap Peningkatan Kesadaran Kolektif; Pengembangan Rencana Kawasan Pariwisata Bahari; Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Pariwisata Bahari; Pengembangan Bisnis dan Investasi Pariwisata Berbasis Masyarakat, selanjutnya secara bertahap diintegrasikan dengan pengembangan investasi skala menengah-besar, dan tahap Pengendalian Pembangunan Kepariwisataan.

Pemda Kab. Pesisir Selatan tahun 2007 telah menyusun Master Plan Pengembangan Kawasan Wisata Mandeh dan telah dilakukan kerjasama dengan Universitas Negeri Padang untuk Review Master Plan. Daya tarik wisata Kawasan Mandeh antara lain : Sungai Pisang, Sungai Sikuai, Sungai Pinang, Sungai Pagang, Sungai Nyalo,Mandeh, Cubadak, Pulau Marak, Carocok, Batu Kalang.

Kawasan Wisata Mandeh diusulkan untuk dicanangkan sebagai Kawasan Pariwisata Bahari Terpadu dengan potensi terumbu karang  seluas 70,32 Ha , mangrove seluas  313,32 Ha,  padang lamun seluas 21,23 Ha, dan Keragaman hayati seluas 404,55 Ha.

“Kawasan Wisata Mandeh memiliki potensi bahari yang kuat  sehingga membutuhkan komitmen dukungan multi sektor yang tinggi yang dikembangkan secara terencana dan terpadu. Kawasan ini merupakan salah satu sub-sektor ekonomi kelautan yang dapat mendukung terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia,” harap Menpar.

Lebih lanjut, Menpar meminta agar pembangunan kepariwisataan di Kawasan Mandeh harus mampu menggerakkan perekonomian masyarakat dengan berlandaskan norma-norma agama, sosial dan budaya yang dianut masyarakat Minangkabau serta menjaga kelestarian sumber daya kelautan dan sumber daya alam pendukungnya. Peningkatan kemampuan dan pengembangan kreasi yang tumbuh dalam masyarakat menjadi syarat utama pengembangan kepariwisataan Mandeh yang kemudian dipadukan dengan peluang investasi lain perlu diperhatikan

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait