G.O.G : Karangasem Miliki Daya Tarik "Spirit Of Bali"

G.O.G : Karangasem Miliki Daya Tarik "Spirit Of Bali"

Menjelang pembukaan pariwisata Bali bagi warga lokal yang direncanakan pada 9 Juli 2020 mendatang, pengelola destinasi wisata di Kabupaten Karangasem mulai berbenah dan menyediakan berbagai fasilitas protokol kesehatan era New Normal atau kenormalan baru. 

KarangasemThe Spirit Of Bali”, Karangasem ingin menampilkan pariwisata yang mengedepankan identitas orisinalitas Bali. Kabupaten Karangaem yang terletak di Timur Bali ini dijuluki "Bumi Lahar" karena sejarah dan perkembangan yang tidak lepas dari dinamika kehidupan di sekitar Gunung Agung.

Termasuk perkembangan budaya, spiritual dan tentu saja perekonomian masyrakatnya. Sebagaimana halnya kabupaten lain di Bali, Karangasem dalam perkembangannya juga tidak lepas dari dunia pariwisata. 

 Walau belum sepopuler wilayah lain, namun Karangasem memiliki karakter sendiri dalam mengemas industri pariwisatanya. Komunitas pelaku pariwisata Bali yang tergabung dalam G.O.G (Group Of Geniuses) belum lama ini mengunjungi beberapa Karangasem diantaranya : Taman Edelweis,Tirta Gangga, Puri Agung Karangasem,Taman Ujung dan Taman Harmoni Bukit Asah.

Pelaku G.O.G, Ratna Soebrata mengatakan mulai awal Juni 2020 ini sejak pemerintah menyatakan memasuki era New Normal, warga sudah mulai memberanikan diri untuk jalan-jalan ke tempat yang tidak ramai bernuansa alam di udara bebas.

Mengingat sebagian masyarakat masih khawatir untuk bepergian di tempat tertutup guna menghindari semakin meluasnya penyebaran Covid-19 di Bali. 

" Masyarakat pastinya merasa bosan selama 3 bulan tidak melakukan aktivitas wisata, karena mengikuti arahan pemerintah untuk berada di rumah dan mengurangi kegiatan di luar rumah guna memutus rantai penyebaran Covid-19 di Bali," katanya.  

Mengapa masyarakat yang bosan berada di rumah memilih bepergian ke tempat-tempat alam pedesaan? Karena di tempat-tempat tersebut tidak ramai orang. Meskipun demikian tetap harus mengikuti protokol kesehatan dengan memakai masker, rajin cuci tangan maupun membawa hand sanitizer dan jaga jarak fisik. Meskipun pemerintah sudah memberlakukan New Normal atau normal yang baru pasca Covid-19, namun masyarakat Bali masih belum memilih untuk berwisata ke luar daerah.

Hal ini dikarenakan kebijakan yang mengharuskan memenuhi persyaratan bebas Covid-19 yang ditunjukkan saat membeli tiket pesawat.

 Pasalnya, untuk mendapatkan persyaratan tersebut, calon pelaku perjalanan harus memiliki surat keterangan sehat dan negatif Covid-19 berdasarkan hasil tes swab berbasis PCR, tes uji cepat. Sehingga memerlukan biaya tambahan untuk memenuhi persyaratan tersebut.

"Mulai awal Juni 2020 ini sejak pemerintah menyatakan memasuki era New Normal, saya mulai memberanikan diri untuk jalan-jalan dengan teman-teman G.O.G ke tempat yang tidak ramai namun masih di sekitaran Karangasem Karena belum berani pergi jauh-jauh," terangnya.

Ia pun mengaku merasa bosan selama 3 bulan tidak melakukan aktivitas wisata, karena mengikuti arahan pemerintah untuk berada di rumah dan mengurangi kegiatan di luar rumah guna memutus rantai penyebaran Covid-19 di Bali.

 "Sekarang ini jalan-jalannya ke nuansa alam, karena tidak ramai orang tapi tetap mengikuti protokol kesehatan dengan memakai masker, rajin cuci tangan maupun membawa hand sanitizer dan jaga jarak," jelasnya. Dia merasa lebih rileks saat berada di Karangasem berwisata alam. Ia ama rekan G.O.G melakukan aktivitas Yoga sambil menyusuri indah taman bunga di Taman Edelweis,Tirta Gangga, pariwisata budaya di Puri Agung Karangsem dan indahnya pantai dari atas Taman Harmoni Bukit Asah. 

“Semangat nilai-nilai Bali atau The Spirit Of Bali inilah yang menjadi dasar pengembangan pariwisata Karangasem dan tentu saja menjadi nilai yang diusung dalam kehiupan sehari-hari,” "Di sini sepi, cocok untuk sekadar resfreshing di era New Normal, jauh dari keramaian sehingga tidak berpotensi menyebarkan Covid-19," katanya.

 "Tentunya senang dapat udara segar, ada kebebasan enak bisa menikmati keindahan alam walau memang sengaja tidak berbanyak," imbuhnya.

Sementara Itu pelaku pariwisata Thomas Raja Sentosa Charman ICTM Indonesia Consorsium Travel Mart yang bolak-balik ke Karangasem mengatakan“Jadi Karangasem dengan segala potensi wisata berbasis spiritual ingin mengembangkan pariwisata yang berbasis nilai sebagaimana warga Karangasem yang dekat dengan alam dan spiritual.

Di Karangasem sendiri terdapat obyek-obyek wisata spiritual, heritage dan lainnya yang cukup mendunia. Di antaranya Pura Besakih, Telaga Waja, Taman Ujung, Candidasa, Tirta Gangga, Desa Tenganan, Labuan Amuk, Pura Lempuyang, Bukit Asah, Pelukatan Jaga Satru dan Gunung Agung. “Obyek wisata yang ada di Karangasem sebagian besar awalnya tidak didesain untuk pariwisata atau bukan obyek buatan, tapi muncul seiring perkembangan budaya Bali dan proses alam. Ini yang membedakan Karangasem dengan wilayah lain.

"Di sini dapat merasakan udara dan pemandangan yang masih asri sehingga dapat mengurangi stres. Tapi tentunya tetap saya arahkan teman-teman ini untuk menerapkan protokol kesehatan karena pandemi ini belum berakhir," imbuhnya

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait