Coral Bleaching Dikhawatirkan Meluas di Bali

Coral Bleaching Dikhawatirkan Meluas di Bali

Fenomena Coral Bleaching (pemutihan karang) kembali terjadi pada sejumlah kawasan terumbu karang di Bali. Fenomena Coral Bleaching ini dikhawatirkan akan semakin meluas seiring dengan peningkatan suhu air laut. Apalagi terdapat peringatan dari satelit NOAA bahwa sedang terjadi peningkatan suhu air laut di wilayah Indonesia termasuk Bali.  Berdasarkan pengalaman, jika terjadi kenaikan suhu air laut, maka akan terjadi pemutihan (bleaching) terhadap terumbu karang.  “Dan jika hal ini berlangsung cukup lama, maka dapat menyebabkan kematian kepada terumbu karang yang ada di Bali” ungkap Learning Site Manager CTC Bali Marthen Welly dalam keteranganya di Denpasar, Selasa (22/3/2016).

Marthen menyampaikan berdasarkan pemantauan CTC di 4 tempat yaitu di Nusa Penida, Sanur, Nusa Dua dan Serangan, terjadi bleaching event dengan kisaran rata-rata sekitar 10-15%. Secara umum jika suhu air laut mencapai 30 derajat celcius maka karang akan mulai mengalami pemutihan. Hingga saat ini pemutihan karang yang paling parah terjadi di wilayah Bali selatan. Hal ini bisa terjadi karena kenaikan suhu air laut paling besar terjadi di wilayah Bali selatan.  
 
Marthen mengungkapkan secara umum jenis karang yang mengalami pemutihan yaitu Porites (massive dan branching), Montipora ( encrusting) dan beberapa jenis lainnya.  Dimana secara rata-rata karang yang mengalami pemutihan berada pada kedalaman 4-6 meter.
 
Marthen menduga kejadian coral bleaching ini juga terjadi di tempat lain di pulau Bali, bahkan Indonesia. Untuk itu diperlukan partisipasi para penyelam, peneliti dan stakeholder lainnya untuk melaporkan kepada BPSPL Denpasar atau Dinas Kelautan dan Perikanan setempat jika dijumpai kejadian pemutihan karang secara masal.”Data yang dikumpulkan akan sangat penting untuk melihat sebaran kejadian pemutihan karang dan mengetahui tingkat ketangguhan terumbu karang (resilience) di wilayah tersebut agar dapat dikelola dengan lebih baik untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya nelayan dan pelaku wisata bahari” papar Mathen Welly.(muliarta)


Ditayangkan sebelumnya dari situs Redaksi
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait