Inflasi Denpasar dan Singaraja Lebih Tinggi Dibanding Nasional

Inflasi Denpasar dan Singaraja Lebih Tinggi Dibanding Nasional

Tak hanya terkait kunjungan wisman, BPS Provinsi Bali juga turut merilis inflasi bulanan

persentase perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Februari ini terhadap bulan

sebelumnya, dimana Kota Denpasar dan Singaraja mengalami tingkat inflasi cukup tinggi pada

periode bulan Februari 2017. Kota Denpasar mencapai 0,42 persen, sedangkan di Kota

Singaraja mencapai 0,79 persen. Kondisi ini lebih tinggi dibanding inflasi rata-rata secara

nasional yang hanya 0,23 persen.

Jika dibandingkan tingkat inflasi yang terjadi pada kedua daerah tersebut, Singaraja mengalami

inflasi lebih tinggi di banding Denpasar, ini mengindikasikan adanya perbedaan pola konsumsi

masyarakat di kedua kota itu.

 Menurut  Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho dalam konferensi

persnya, Rabu (1/3), angka inflasi di Denpasar itu antara lain dipicu kenaikan harga sayuran

buncis yang relatif masih tinggi yaitu 29,21 persen, disusul harga cabai rawit dengan andil 24,93

persen, serta produk lainnya seperti tongkol pindang, cabai merah, tarif pulsa ponsel daging

babi, tarif listrik wortel dan nangka muda.

Sedangkan inflasi di Singaraja, cabe rawit menempati pertama dengan kenaikan sebesar 12,52

persen disusul sate sebesar 12,50 persen dan kemudian tarif listrik, mobil, sepeda motor, gula

pasir, tarif ponsel, wortel, kecambah dan cabe merah.

 

Menanggapi harga cabe yang terus naik, Adi Nugroho menerangkan bahwa dari distribusi dan

ketersediaan cabe sebenarnya sudah cukup, kemungkinan ada permainan dari tengkulak atau

masyarakat yang memiliki persepsi memang harga belum turun, padahal di daerah lain harga

cabe cenderung menurun.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait