Genjot Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan "Gerebek Pasar"

Genjot Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan "Gerebek Pasar"

Penyelenggara Badan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS TK) Cabang Denpasar mengakui sampai saat ini jumlah kepesertaan dari pekerja informal masih tergolong minim karena masih banyak masyarakat yang belum mengetahui manfaat ikut program jaminan sosial. 

Sejumlah upaya dilakukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan untuk meningkatkan angka kepesertaan. Khusus tenaga kerja informal atau bukan penerima upah (bpu), diimplementasikan melalui program "Gerebek Pasar". Program itu salah satunya dilaksanakan di Pasar Gunung Agung, Denpasar, Minggu (20/5/2018).

Kepala Bidang Pemasaran Bukan Penerima Upah (BPU) BPJS Ketenagakerjaan Cabang Bali Denpasar, I Ketut Arja Leksana kepada wartawan mengemukakan Pasar Gunung Agung dipilih berdasarkan beberapa alasan. Diantaranya karena lokasi yang strategis, luas, bersih, dan padat aktivitas.

"Dan kita juga sudah bersinergi atau MoU dengan PD. Pasar. Jadi kita sudah sepakat juga dengan Walikota Denpasar bahwa kita bersinergi dengan PD. Pasar, kita akan sosialisasi kepada seluruh PD. Pasar yang ada di Kota Denpasar," ucapnya.

"Kalau kita langsung sosialisasi ke pasar-pasar seperti ini, pasti potensinya lebih besar, karena disitu pasti ada pedagang, ada sopir, ada tukang suwun (panggul), ada pengunjung yang disitu pasti pekerja informal juga, dimana dia mengisi istilahnya dagangannya dirumahnya, pasti dia akan ke pasar. Jadi selain kita mengakuisisi untuk para pedagang yang disini, juga para pedagang yang ada diluar PD. Pasar atau Pasar Gunung Agung," imbuhnya.

Dalam sosialisasi "Gerebek Pasar", pihaknya dikatakan menawarkan program maksimal. Khusus tenaga kerja informal menurutnya terdapat 3 program yang wajib diikuti, yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKm), dan Tabungan. Dijelaskan, untuk JKK peserta BPU hanya membayar Rp10.000 perbulan, JKm Rp6.800 perbulan, dan Tabungan Rp20.000 perbulan.

"Kenapa kita langsung tawarkan 3 program dengan tabungan, karena, jadi begini, intinya itu para pekerja jangan sampai mengiur hanya untuk mengharapkan dia celaka atau meninggal. Harapannya mereka pada saat masih muda, masih segar begini dia ikut jaminan sosial ketenagakerjaan, harapannya dia sehat sampai tidak bisa bekerja lagi, setelah tidak bisa bekerja lagi itulah harapannya ada tabungan yang bisa dia nikmati," ujarnya.

Berbicara kepesertaan, Arja Leksana mengungkapkan, pada tahun 2018 pihaknya menargetkan 23.200 peserta baru. Sampai saat ini, BPJS Ketenagakerjaan Cabang Bali Denpasar berhasil mengakuisisi 9.300 tenaga kerja informal kedalam kepesertaan.

"Dan optimis target itu tercapai. Karena apa, target kita yang Tenaga Kerja (TK) aktifnya itu jauh lebih tinggi, yaitu sekitar 33 ribu, maka meskipun target kami yang ditargetkan sekitar 23 ribu tadi, itu kita usahakan dapatnya sekitar 35 ribu. Nah, dapatnya dari mana, potensi-potensi yang kita ada. Nanti kita sasar terus, dari pasar sini sampai mall nanti ya, mungkin ke nelayan, ke istilahnya ke mahasiswa-mahasiswa magang juga, seperti itu," ungkapnya.

Arja Leksana menambahkan, hingga Mei 2018 jumlah peserta aktif dari tenaga kerja informal sebanyak 18.000 orang. Ia tak memungkiri untuk mengakuisisi peserta bpu memiliki tingkat kesulitan tersendiri ketimbang tenaga kerja formal.

"Kalau mandiri ini kan harus sering kita ingatkan. Kita sudah punya konsep nanti SMS ya, kita siapkan supaya nanti kita ingatkan saja. Memang secara hukumnya piutang itu tidak ada, kalau formal kan ada piutang, ada denda. Kalau yang informal ini tidak ada piutang, tidak ada denda, tetapi dia apabila tidak rutin membayar lebih dari 3 bulan, maka dia tidak tercover apabila terjadi musibah kecelakaan," imbuhnya.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait