Sektor Pariwisata Tak Aktif, Pertumbuhan Ekonomi Bali Bergeming

Sektor Pariwisata Tak Aktif, Pertumbuhan Ekonomi Bali Bergeming

Sektor wisata selama ini menjadi penopang ekonomi Bali. Tidak heran bila sektor penyediaan akomodasi dan makan minum menyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tertinggi Pulau Dewata.

“Sayangnya selama pandemi Covid-19, porsi besar mendukung basis PDRB Bali ini tidak aktif. Bila basis PDRB ini tidak aktif maka secara tidak langsung pertumbuhan ekonomi Bali akan bergeming atau tidak bergerak juga,” kata Pemerhati ekonomi dari Undiknas University Dr. Agus Fredy Maradona di Denpasar, Selasa (16/2/21).

Ia yang juga menjabat Wakil Rektor IV Undiknas University ini mengatakan walaupun sempat dialihkan ke konsumsi rumah tangga namun tidak juga cukup karena pasar utama dari wisatawan mancanegara. Karena itu ia menekankan pertumbuhan ekonomi Bali bisa tumbuh tentu dengan dibukanya sektor pariwisata. Sektor pariwisata bisa dibuka sudah tentu setelah kasus Covid-19 bisa ditekan dengan ketat menerapkan protokol kesehatan.

Kendati demikian Fredy Maradona optimistis ekonomi Bali pada 2021 masih bisa berpeluang bertumbuh. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, pada kuartal 1/2020 pertumbuhan ekonomi Bali minus 1,2 persen, kuartal II/2020 kembali terkontraksi dengan besaran minus 11,06 persen, kuartal III/2020 terkontraksi 12,32 persen dan kuartal IV/2020  pertumbuhan ekonomi Bali 12,21 persen.

“Kami melihat pada triwulan I 2021 pertumbuhan ekonomi akan lebih baik dibandingkan triwulan IV 2020 karena aktivitas keonomi mulai bergerak,” ujarnya.

Namun secara year on year dibandingkan periode sama 2020, maka triwulan I 2021pertumbuhan masih relatif lebih kecil. Artinya pertumbuhan ada pada triwulan I 2021 hanya saja untuk pencapaian angka positif, ekonomi masih ada kontraksi.

Tentunya, kata dia prediksi secara keseluruhan hanya bisa dilakukan jika ada penjelasan soal penanggulangan Covid-19. Bila kasus tidak menurun atau penanggulangan covid tidak ada kejelasan nantinya secara year to year hasil di akhir tahunnya akan negatif. Begitu pemerintah memberikan kelonggaran di sektor pariwisata maka di sanalah mulai pertumbuhan ekonomi Bali.

“Kuncinya ada di sektor pariwisata,” tegasnya.

Demikian pula terkait pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang kini masuk skala mikro. Bila mengutip pernyataan presiden Jokowi, PPKM tahap III diberlakukan karena PPKM I dan PPKM II belum efektif menekan Covid-19.  Oleh karena itu, Fredy Maradona menyatakan yang berubah seharusnya kesadaran masyarakat. Perilaku masyarakat masih sama PPKM I dan II maka tidak signifikan membawa perubahan.

“Apabila ingin efektif perilaku masyarakat harus diubah sehingga dapat menekan covid,” sarannya.

PPKM dari sisi menumbuhkan ekonomi bila belum bisa membuka pariwisata terutama skala nasional maupun mancanegara maka kondisi akan sama saja. Yang perlu dipikirkan saat ini adalah UMKM agar jangan sampai PPKM malah merugikan di sektor tersebut. PPKM jangan sampai merugikan kesempatan UMKM melakukan usahanya. Pembatasan jam usaha contohnya. Itu mematikan UMKM yang mulai bergerak dan akan kontadiktif penyelematan ekonomi.

“Jam usaha UMKM dibatasi agar tidak ada aktivitas berkerumun. Bila tujuannya menghindari kerumunan maka usaha pagi maupun malam seharusnya pemberlakuanya sama,” ucapnya.

Bila tujuan membatasi jumlah orang berkerumun sebaiknya dirahkan ke digital. UMKM tetap bisa buka hanya saja transaksi dilakukan lewat online. Sebab banyak pelaku UMKM bukannya malam hari. Ia pun berharap UMKM tetap mendapatkan bantuan dari otoritas pemerintah maupun lembaga terkait. Bantuan pemerintah sangat berarti bagi UMKM baik itu dalam bentuk pinjaman maupun bansos.

Termasuk mendapatkan perlindungan dalam melakukan usaha. “Berikan mereka kesempatan dan dilindungi dari sisi regulasi tanpa mengabaikan protokol kesehatan,” kata Agus Fredy Maradona.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait