Produsen Plasticware Dukung Kelautan Bebas Sampah Plastik

Produsen Plasticware Dukung Kelautan Bebas Sampah Plastik

Sampah plastik, menjadi salah satu persoalan negara berkembang yang tiada habisnya. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dengan turut mengajak pihak swasta untuk bersama menyelesaikan permasalahan sampah, di mana tidak dapat dipungkiri sektor swasta juga turut ambil bagian sebagai penghasil sampah.

"Dalam upaya mendukung pelestarian lingkungan ini kami komitmen untuk ikut menjaga kelautan dari sampah plastik sekali pakai," kata Dewi Hendrati, selaku GM Marcomm Technoplast di Nusa Dua.

Berdasarkan data, Indonesia merupakan negara kedua sebagai penyumbang sampah plastik terbesar di dunia setelah Cina. Sampah plastik yang dihasilkan Indonesia 187,2 juta ton (Jambeck, 2015). Hal ini juga didukung dengan fakta yang didapat dari hasil riset oleh Universitas Udayana di mana, Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik terbesar nomer dua di dunia. 

Hasil riset yang dilakukan oleh peneliti dari Universitas Udayana dengan menggunakan teori CSIRO, bahwa 45 persen sampah adalah plastik lunak,15  persen plastik keras dan lainnya, kayu, busa, baju dan lainnya. Adapun kategori sampah plastik tersebut terbagi menjadi tiga, 40 persen merupakan plastik kemasan berlabel, 17 persen sedotan dan 15 persen plastik kresek.

Ia menyatakan dengan data tersebut perusahaan Technoplast sebagai produsen plasticware bukan sekali pakai, serius dalam komitmen menjaga laut dari sampah plastik sekali pakai. 

“Kami turut mengkampanyekan program pengurangan penggunaan plastik sekali pakai," ujarnya. 

Bagaimana caranya? Kata Dewi , caranya dengan menumbuhkan kebiasaan penggunaan wadah plastik tidak sekali pakai seperti botol minum dan tempat makan. Walaupun terlihat kecil ini sangat terasa dampaknya. Untuk itu pihaknya terus melakukan sosialisasi dan penyadaran kepada masyarakat untuk biasa memakai tumbler minimum usia pakai 3 tahun.

Dengan menggunakan wadah plastik secara rutin, hal ini akan berdampak pada pengurangan sampah plastik sekali pakai di laut.

"Bayangkan saja, jika ingin minum saja kita harus membeli air minum dalam kemasan. Semakin banyak sampah plastik sekali pakai yang beredar dan tak jarang sampah itu berujung di sungai dan bermuara di laut lepas," paparnya didampingi PR Technoplast Fladila Sari.

Lanjut dijelaskan sebagai perusahaan produsen plasticware asli Indonesia, lagi - lagi membuktikan komitmennya di bidang pelestarian lingkungan. Kali ini, bukti dukungan terhadap lingkungan melalui komitmennya untuk terus memproduksi peralatan rumah tangga berbahan dasar plastik bukan sekali pakai.

Dukungan ini juga dibuktikan langsung dengan partisipasi Technoplast dalam memberikan ribuan botol diperhelatan event Our Ocean Conference (OOC) 2018 yang diselenggarakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia pada tanggal 29 - 30 Oktober 2018 di Nusa Dua.

"Sebagai salah satu sektor swasta kami senantiasa turut mendukung berbagai komitmen pemerintah dalam hal kelautan yang dihasilkan dari pertemuan akbar ini," ucapnya.

Itu sesuai harapan Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti saat memimpin Journalist Briefing Our Ocean Our Conference (OOC) 2018 di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang  tidak mau lagi kalau konferensi ini cuma talking-talking only. Omong-omong saja tapi tindakan konkretnya tidak ada. 

"Delivery-nya mana? Our Ocean Conference ke-5 ini betul-betul men-tracking delivery. Kamu dulu komitmen satu juta hektar misalnya. Indonesia ingin mencapai 20 juta hektar by 2020. Sudah janji kita akan mengkonservasi laut kita," ungkap Menteri Susi. 

Sebagaimana diketahui, OOC 2018 ini merupakan penyelenggaraan yang kelima kalinya dan pertama kalinya dilaksanakan di Asia. Pada OOC pertama dan kedua di tahun 2014 dan 2015, Amerika Serikat terpilih sebagai tuan rumah. OOC ketiga pada 2016 giliran Chile menjadi penyelenggara. Selanjutnya Malta terpilih sebagai tuan rumah OOC keempat di tahun 2017. Setelah Indonesia menjadi tuan rumah di OOC 2018 ini, tahun depan Norwegia yang akan menjadi penyelenggara. 

OOC 2018 diikuti oleh multi-stakeholders yang terdiri dari pemerintah, LSM/NGO, sektor swasta, public figure, dan sebagainya. 

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait