Potensi Negara Berkembang Hadapi Revolusi Industri 4.0

Potensi Negara Berkembang Hadapi Revolusi Industri 4.0

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia bersama United Nation Industrial Development Organization (UNIDO) dan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menyelenggarakan Konferensi Regional Pembangunan Industri ke-1.

Regional Conference on Industrial Development(RCID) ini dihadiri perwakilan dari 11 negara. Peserta yang hadir memiliki latar belakang praktisi, akademisi, dan para ekspertis dibidang Revolusi Industri 4.0.

Menteri Perindustrian RI, Airlangga Hartarto menjelaskan, Konferensi Regional Pembangunan Industri ke-1 merupakan inisiasi Pemerintah Indonesia. Berbagai hal dibahas, diantaranya soal peluang dan potensi penerapan Revolusi Industri ke-4 di negara berkembang kawasan Asia Pasifik.

"Jadi Revolusi Industri 4.0 sudah menjadi topik dunia hari ini, dan UNIDO juga mengadopsinya untuk pertama kali hari ini, dan kemudian juga diharapkan dari sini kita bisa membuat suatu langkah-langkah berikutnya mengenai orientasi daripada Revolusi Industri ke-4," katanya kepada wartawan di Kuta, Kamis (8/11/2018).

Disela-sela Regional Conference on Industrial Development juga dilaksanakan penandatanganan kesepakatan kerjasama diantara Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto dengan Dirjen UNIDO, Li Yong. Airlangga mengungkapkan, kesepakatan itu mencakup sektor lain terkaitSustainable Development Goals (SDG's). Ia tak memungkiri pembangunan berkelanjutan merupakan isu utama dalam Revolusi Industri ke-4.

"Selain daripada internet of things, yang kedua juga kita bicara dengan ekonomi berkelanjutan ataucircular economy. Kemudian yang ketiga berbicara juga mengenai keterlibatan usaha kecil menengah didalam pengembangan Revolusi Industri ke-4 ini. Program-Program ini yang terus akan didorong," ungkapnya.

Indonesia dikatakan Airlangga ingin berkontribusi nyata dalam pengembangan potensi negara berkembang menghadapi Revolusi Industri 4.0. Sejumlah proyek percontohan termasuk Roadmap Making Indonesia 2030 akan dibeber Indonesia kepada seluruh negara, utamanya negara berkembang.

"Indonesia sendiri yang sudah membuat roadmap making Indonesia 2030, kami juga sampaikan dan kami juga menyediakan diri, beberapa pilot projectdi Indonesia untuk dilihat oleh negara lain. Artinya kita mengundang mereka juga untuk melihat dan kita sudah bisa memberikan dalam bentuk beasiswa kepada negara-negara lain, negara berkembang untuk bekerjasama di Indonesia," katanya.

"Termasuk dalam pengembangan program Indonesia dengan UNINDO ini. Sehingga tidak hanya dinikmati Indonesia, tetapi dapat dinikmati oleh negara-negara lain. Pembicaraan juga kita sudah menyiapkan diri untuk aktif dalam kegiatan-kegiatan lembaga dunia seperti UNIDO ini, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perindustrian, kita mengusulkan adanya orang kita yang bisa ditaruh di UNIDO," pungkas Airlangga Hartarto.

 

 

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait