Perlunya Skenario Khusus Penyelamatan Ekonomi Bali

Perlunya Skenario Khusus Penyelamatan Ekonomi Bali

Pandemi Covid-19 menyebabkan kehidupan masyarakat dunia seakan mati suri. Dampak pandemi Covid 19 langsung berpengaruh terhadap perekonomian global, termasuk Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun 2020 mengalami kontraksi atau minus 5,32%. Bali mengalami dampak paling besar terlihat pada pertumbuhan ekonomi Bali mencapai minus 12,8%. Hal ini disebabkan tidak bergeraknya sektor pariwisata sebagai lokomotif ekonomi Bali. Kerugian Bali rata-rata 9 Triliun per bulan.

Ketua Panitia Acara Bali Economic and Investment Forum 2021: Grand Design of "Bali Economic Recovery” Diah Permana mengatakan,"berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan grand-design atau skenario khusus bagi Bali. Grand- design atau skenario khusus sebagai upaya penyelamatan ekonomi Bali dalam jangka menengah 2-3 tahun ke depan,"ujarnya kepada wartawan di Denpasar, (24/3/2021).

"Untuk menyikapi tantangan perekonomian Bali antara lain: a) mayoritas usaha wisata pada dasarnya sehat, namun karena adanya pandemi Covid 19 mengalami resiko kebangkrutan sehingga diperlukan kebijakan keuangan khusus, b) Memberikan edukasi pada masyarakat, terlebih lagi yang berkecimpung pada industri pariwisata dengan asumsi kemungkinan paska pandemi COVID- 19, ekonomi global dan juga pariwisata global tidak kembali ke model lama, sehingga diperlukan adaptasi merespon perubahan,"ungkapnya.

Bagi para pengambil kebijakan wajib menyiapkan koreksi kebijakan ekonomi Bali yang lebih bersahabat terhadap alam dan lingkungan, pariwisata kerakyatan yang ramah terhadap budaya, pengembangan industri tepat guna di sektor pertanian, industri pengolahan, serta potensi industri kesehatan dan pendidikan ke depan serta green industry yangramah lingkungan menjadi peluang diversifikasi perekonomian Bali untuk mendorong transformasi perekonomian Bali, d) Kabupaten Badung sebagai cermin pariwisata Bali paling berdampak, e) Pembangunan Bali dengan visi dan misi "Nangun Sat Kerthi Loka Bali" memberi makna tersendiri bahwa penggalian dan pengembangan potensi lokal sebagai indigieus local, seperti: adat, budaya dan lingkungan mutlak dilakukan.

Sementara itu Ketua Dewan Pengurus Wilayah Nawa Cita Pariwisata Indonesia Provinsi Bali Agus Maha Ushada Untuk mendukung hal tersebut, perhatian terhadap bidang pertanian dalam arti luas wajib menjadi prioritas dikembangkan di masa depan. Pengembangan pembangunan yang hanya bertumpu pada bidang pariwisata dikhawatirkan menjadi pengulangan kejadian seperti: Perang Teluk, Bom Bali I-II, dan pandemi Covid 19 ini.

"Adanya isu-isu strategis sebagai dampak konkret dari pandemi Covid 19 menjadi consent dari Dewan Pengurus Wilayah Nawa Cita Pariwisata Indonesia (DPW NCPI) Provinsi Bali, sebagai bagian dari stake holder pariwisata, akan menggelar Seminar Nasional bertajuk: “Bali Economic and Investment Forum 2021: Grand Design of Bali Economic Recovery” pada 8 April 2021 di Inaya Hotel Putri Bali, Nusa Dua Badung,"paparnya.

Seminar Nasional berlangsung secara hibrid dimaksudkan untuk menyatukan persepsi di kalangan pengambil kebijakan, pelaku usaha, stake holders pariwisata dan tokoh masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid dan sekaligus merancang grand design skenario pemulihan ekonomi Bali.

Untuk menjawab isu-isu strategis tersebut, Seminar Nasional akan menghadirkan: Keynote Speaker: 1) Menteri Koordinator Kemaritiman RI, Luhut Binsar Pandjaitan*, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati*, 3) Gubernur Bali, I Wayan Koster*. Sedangkan sebagai Panelis: 1) Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Salahuddin Uno, 2) Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia, S.E, 3) Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI, Febrio Nathan Kacaribu*, 4) Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Septian Hario Seto, 6) Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, 7) Kepala Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Bali, Giri Tribroto, 8) Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta, dan 9) Ketua Kamar Dagang dan Industri Bali, I Made Ariandi. (* masih dalam tahap konfirmasi).

Agus Maha Ushada dan Diah Permana menambahkan jumlah peserta offline 100 orang, sedang peserta online 1.000 orang diharapakan dapat memberikan berbagai masukan konstruktif untuk kepentingan dunia pariwisata berikut dengan diversifikasinya.

 

 

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait