Perbankan Menilai Ekonomi Bali  Triwulan II Lebih Baik

Perbankan Menilai Ekonomi Bali   Triwulan II Lebih Baik

Dengan kondisi politik yang cukup panas, Triwulan I 2019 ekonomi Bali mampu tumbuh 5,94 persen. Namun masih sedikit lapangan usaha yang tumbuh positif, bahkan dari 13 lapangan usaha, hanya 4 yang tumbuh positif.

Memasuki akhir periode triwulan II 2019, sejumlah pihak masih optimis ekonomi Bali dapat tumbuh lebih tinggi lagi. Bank Indonesia KPw Bali memprediksi triwulan II ekonomi Bali akan lebih terakselerasi lagi. Lalu seperti apa pandangan perbankan akan hal ini?

Ditemui baru-baru ini Regional CEO Bank Mandiri Regional XI Bali dan Nusa Tenggara  Rully Setiawan mengatakan, ekonomi Bali triwulan II akan lebih baik jika proses recovery kejadian seperti kerusuhan yang terjadi di Jakarta dan erupsi Gunung Agung di Bali cepat dilakukan.

“Kalau lihat ekonomi sih ekonomi kondusif – kondusif saja ya. Cuma memang kita ada proses menunggu termasuk juga impact Pemilu kemarin. Triwulan II selama recovery kejadian kemarin cepat selesai, seharusnya triwulan II lebih baik. Tapi saya rasa melihat ada kerusuhan kemarin cepat selesai dan pemerintah juga cepat mengambil tindakan, seharusnya ekonomi bisa segera tumbuh walaupun triwulan II agak berat,” ujarnya.

Pertumbuhan ekonomi ini akan diakselerasi salah satunya dari property. Karena pemerintah memiliki program sejuta rumah dengan memberikan subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) aga memiliki rumah.

Bank Mandiri sendiri di tahun 2019 berharap bisa “panen” kredit rumah bersubsidi (FLPP). Karena diakui tahun lalu Mandiri masih tahap belajar dalam penyaluran kredit rumah bersubsidi. Selama ini kredit rumah bersubsidi lebih popular disalurkan BTN.

Mandiri telah menjalin kerjasama dengan developer sehingga tahun ini ia optimis bisa panen kredit kepemilikan rumah bersubsidi. Sampai saat ini, kredit kepemilikan rumah bersubsidi yang telah disalurkan sebesar Rp 5 miliar, dengan 26 unit rumah di wilayah kerjanya.

Sementara di Bali telah ada 5 unit rumah yang dibiayai. Ada 10 proyek lagi yang akan dibiayai, 8 diantaranya sudah cair. Rumah tersebut terbanyak dibangun di Tabanan dan Negara. 

“Yang banyak justru pembangunan rumah di Lombok. Yang di Bali, kita sedang merintis dan mudah - mudahan ada komitmen dari developer untuk bisa memberikan ke Bank Mandiri,” harapnya.

Menurut Rully, kebutuhan akan property itu sangat banyak. Namun permasalahan yang terjadi adalah daya beli.

 “Jadi daya beli baik untuk property maupun kendaraan itu kan sama kredit konsumtif, jadi buat konsumtif semuanya mengalami hal yang sama,” ujarnya.

Ketersediaan akan perumahan banyak, namun jika dibandingkan dengan kebutuhan orang memiliki rumah dikatakan masih kurang. “Tapi saat ini masih mencukupi karena untuk pembelian itu memang masih ada kendala di daya beli,” pungkasnya.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait