Pangkas Bea Pelabuhan, Angin Segar Perkembangan Wisatawan Cruise

Pangkas Bea Pelabuhan, Angin Segar Perkembangan Wisatawan Cruise

Pemerintahan Presiden RI, Joko Widodo mengeluarkan kebijakan terkait efisiensi pelabuhan. Salah satunya dengan memangkas bea pelabuhan. Hal itu tentu menjadi respon terhadap kabar yang mengatakan biaya pelabuhan di Indonesia adalah yang tertinggi dibandingkan negara lain dikawasan Asia Tenggara.

Pengamat Pariwisata, Ida Bagus Lolec Surakusuma mengapresiasi langkah pemerintah itu. Ia menilai, pemangkasan biaya pelabuhan akan menjadi angin segar terhadap kunjungan wisatawan cruise dan marina.

“Efisiensi itu bagus, tetapi kalau kita melakukan efisiensi itu juga harus ditambah dengan kita melakukan perubahan-perubahan atau penambahan-penambahan dari fasilitas-fasilitas yang diperlukan,” katanya kepada Kabar Dewata di Denpasar, Selasa (26/9/2017).

Lolec mengatakan, selain karena tarif yang kompetitif, alasan kapal pesiar datang kesebuah destinasi juga sangat bervariasi. Tidak hanya mempertimbangkan biaya yang harus dikeluarkan, pengusaha kapal pesiar juga melihat prospek destinasi tersebut terhadap minat calon wisatawan.

“Karena ini keterkaitannya sesungguhnya cruise mau datang ke suatu tempat itu karena promosi bagus, marketing bagus, produk yang dijual juga bagus, harganya juga bagus,” ungkapnya.

Jika berbicara potensi cruise tourism, pengamat yang juga pegiat pariwisata ini berharap pemerintah berani membuka pelabuhan didaerah lain yang mampu menampung kapal pesiar. Karena ia menilai, sejauh ini variant berlibur wisatawan kapal pesiar di Tanah Air sangat terbatas. Padahal Indonesia menyimpan potensi besar, dimana banyak daerah belum tereksplorasi oleh wisatawan

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait