IMF-WB 2018 Libatkan 125 Hotel di Bali 

IMF-WB 2018 Libatkan 125 Hotel di Bali 

Bali Hotel Association (BHA) memastikan memasuki April 2018 ini, kesiapan hotel di Bali terkait ajang Dana Moneter Internasional dan World Bank Annual Meeting (IMF-WB AM) 2018 sudah hampir mencapai 90 persen. Diprediksi 125 hotel besar di Bali akan terlibat dan digunakan pada perhelatan tahunan yang akan digelar pada Oktober 2018.  

 

“Event IMF-WB AM jika berjalan sesuai rencana tinggal enam bulan lagi dan kini kami lebih banyak mengentensifkan komunikasi internal dengan anggota BHA Bali,” kata Ketua BHA Bali I Gede Ricky Putra di Nusa Dua, belum lama ini.

 

Ia yang keseharian sebagai GM The Royal Santrian ini mengatakan, jumlah kamar hotel yang sudah dipesan sampai saat ini mencapai 6.500 kamar dan down payment (DP) telah dibayarkan. Target kamar yang dipesan pada even keuangan yang melibatkan 189 negara tersebut minimum mencapai 15.000 sesuai jumlah delegasi. 

 

“Tetapi jika setiap delegasi membawa satu orang teman atau angoota keluarga maka asumsi jumlah kamar yang dipesan akan lebih banyak lagi diperkirakan mencapai 18.000 kamar,” ujarnya.  

 

Menurutnya kamar yang dipesan tersebut di kawasan Bali Selatan mencapai kurang lebih 12.000-an kamar yang berada kawasan ITDC, Tanjung Benoa, Jimbaran, Uluwatu, dan Nusa Dua. Untuk menutupi kekurangan, akan diarahkan ke daerah Sanur. 

 

“Di Nusa Dua ada 23 hotel dengan 5.000 kamar, Tanjung Benoa ada 23 hotel dengan jumlah 2.500 kamar, Nusa Dua atas ada sekitar 2.000 kamar, Jimbaran, Uluwatu diperkirakan ada 3.500 kamar,” paparnya.

 

Sementara terkait tarif kamar, Ricky menerangkan, rate harga kamar Rp 4 juta-Rp 8 juta per malam. Untuk penyewaan kamar saja, diperkirakan nilai nominalnya mencapai Rp 2,5 triliun. Pihaknya pun mengatakan, acara annual meeting tersebut kendati berlangsung beberapa hari, namun beberapa delegasi memesan kamar untuk satu bulan. 

 

Ia meyakini, manfaat dari IMF WB sangat besar, bahkan lebih besar dari event APEC pada 2013 lalu. Pemesanan kamar untuk APEC paling lama 2 minggu, sedangkan pada IMF-WB sampai satu bulan.

 

“Impactnya tidak dirasakan tidak hanya saat acara, namun sebelum dan sesudah acara. Terlihat dari triwulan I 2018, kunjungan wisatawan naik 8 persen,” jelasnya.

 

Sementara itu Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali Causa Iman Karana mengatakan, event IMF-WB 2018, ada perputaran uang mencapai Rp 5,7 triliun. 

 

“Kami berharap pertemuan ini membawa dampak positif bagi perekonomian dan pariwisata Bali. Ini merupakan kepercayaan Bali bisa menjadi tuan rumah karena banyak negara yang rebutan ini menjadi tuan rumah dan Bali terpilih,” tegasnya.

 

Ia pun merinci besaran dana berputar tersebut di antaranya dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan 15.000 delegasi dari 189 negara mencapai kurang lebih Rp 886 miliar yang terdiri dari biaya akomodasi mencapai Rp 666 miliar yaitu untuk 15.000 kamar dengan rata- rata rate Rp 5 juta dengan masa tinggal 5 hari acara dan 3 hari extend.

 

Dari sisi transportasi seperti tiket pesawat terbang diperkirakan mencapai kurang lebih Rp 3,6 miliar yang hanya untuk kepulangan saja dengan average rate Rp 1,7 juta dari 15 .000 delegasi atau dengan 3.000 orang teman atau keluarga. Dari sisi sewa kendaraan selama momen acara kurang lebih Rp 38 miliar dengan average rate Rp 1,4 juta untuk 15.000 orang selama 5 hari acara dan 3 hari extend.

 

Ia pun menerangkan, dana yang terserap ke Bali pun datang dari paket makan, hiburan dan suvenir khas Bali yang bisa terserap kurang lebih Rp 146 miliar dengan rata-rata tarif Rp 1 juta selama 5 hari acara dan 3 hari extend termasuk 3.000 orang teman atau keluarga mereka.

 

Tak kalah penting manfaat dari berlangsung dan pasca-IMF bagi ekonomi Bali yaitu dari pengembangan infrastruktur di Bali kurang lebih total mencapai Rp 3,77 triliun yaitu pembangunan apron bandara Ngurah Rai mencapai kurang lebih Rp 1,34 triliun, pembuatan underpass Ngurah Rai kurang lebih mencapai Rp 289 miliar, penyelesaian patung GWK Rp 450 miliar dan Benoa tourism port Rp 1,7 triliun.

 

“Selain itu penyelenggara acara nasional juga akan mendapatkan sekitar Rp 1,1 triliun. Angka tersebut dibayarkan atas jasa event organizer (EO), sekretariat, sarana dan prasarana, venue dan office,” jelasnya.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait