IFCA 2018 Jadi Posisi Tawar industri kecil Menengah Dibidang Ekspor

IFCA 2018 Jadi Posisi Tawar industri kecil Menengah Dibidang Ekspor

Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian melalui Bali Creative Industry Centre (BCIC) kembali melaksanakan Indonesia Fashion dan Craft Awards(IFCA). IFCA merupakan ajang untuk menyaring desainer muda dibidang kriya dan fesyen.

Enam dari 182 peserta terpilih sebagai best designer dalam IFCA 2018. Keenam orang itu meliputi Faradilla Intan Kusumadewi dengan judul karya (Moon Kingdom) kategori kriya, Farah Nurjanah Baharessa (Tana Tara) kategori fesyen, Nia Faradiska Noor Isfaiza (Heritage of Kudus) ketegori fesyen, Putu Eka Widya Putra (Rwa Lamp) kategori kriya, Maryam Nisa Taqiya (Lungsi Bags) kategori fesyen, dan Sajdan Nailul Fajri (Angkling) kategori kriya.

Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih mengatakan, IFCA 2018 menjadi salah satu cara untuk mengatrol posisi tawar industri kecil menengah (IKM) dibidang ekspor. Diakui, fashion dan craft Indonesia tiap tahunnya memiliki kecenderungan peningkatan.

"Karena memang trennya tiap tahun meningkat. Jadi tahun depan dengan kegiatan yang lebih seru lagi dari IFCA ini, saya harapkan tidak hanya untukshare terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) untuk fashion dan craft, tetapi juga untuk ekspor," katanya kepada wartawan di BCIC, Senin (26/11/2018).

Berbicara strategi peningkatan nilai ekspor tahun 2019, Gati Wibawaningsih menyebut pihaknya akan memfasilitasi desainer muda berbakat yang ditetapkan sebagai best designer dalam IFCA.

Fasilitasi itu melalui kolaborasi antara desainer muda berbakat tersebut dengan pengrajin. Kementerian Perindustrian juga akan melakukan pendampingan kepada pengrajin atau IKM agar produksi sesuai dengan contoh yang diberikan para desainer.

"Jadi kami fasilitasi tidak hanya selesai sampai award, tetapi yang sudah dapat award dari tahun 2015, 2016, 2017, 2018 itu kami fasilitasi untuk mereka produksi hasil kemenangannya, hasil produknya itu di para IKM," ungkapnya.

"Sejauh ini belum dipasarkan. Oleh karena itu harus kita kawinkan mereka sama pengrajin. Karena mereka kan bikin cuma satu-satu saja. Tetapi nanti tahun 2019 lebih banyak. Jadi mereka harus benar-benar memproduksi hasil daripada karyanya supaya marketable," imbuhnya.

Sedangkan untuk permodalan, Kementerian Perindustrian akan memfasilitasi melalui program kredit usaha rakyat (KUR). Pihaknya dikatakan telah bekerjasama dengan himpunan bank milik negara (Himbara) untuk mempermudah pencairan KUR bagi para desainer jebolan IFCA.

"Supaya mereka itu diprioritaskan. Kalau bisa tidak usah pakai yang namanya agunan," pungkasnya.

 

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait